Australia Kembali Bergabung dengan Dana Iklim PBB

SHARE

Australia akan bergabung kembali dalam dana iklim PBB untuk membantu negaranegara miskin menanggulangi pemanasan global, kata juru bicara pemerintah Australia.


CARAPANDANG - Australia akan bergabung kembali dalam dana iklim PBB untuk membantu negaranegara miskin menanggulangi pemanasan global, kata juru bicara pemerintah Australia.

Negara ini lima tahun membekukan sumbangsih untuk badan dana PBB itu. Langkah itu juga sebagai upaya Australia membantu tetangga-tetangganya di Pasifik dalam menjawab kekhawatiran perubahan iklim.

Dana iklim PBB dibentuk pada 2010 untuk mendanai proyek-proyek iklim di negaranegara miskin.

Menurut laporan perkembangan April lalu, Dana Iklim Hijau (GCF) tersebut telah menyetujui proyek senilai total 11 miliar dolar AS (Rp171,56 triliun).

Dari laporan tersebut, badan itu sudah menyalurkan dana sebanyak 3 miliar dolar AS (Rp46,79 triliun).

Australia akan bergabung kembali dengan badan tersebut, setelah pemerintah Australia saat itu menarik diri dari memberikan sumbangan pada 2018.

Pemerintah Australia saat ini mengumumkan akan memberikan "sumbangan sederhana" pada akhir tahun, kata juru bicara Menteri Luar Negeri Penny Wong pada Kamis.

"Kami telah mempertimbangkan umpan balik dari mitra-mitra kami di Pasifik mengenai cara terbaik dalam mengarahkan upaya pendanaan iklim dan memastikan seluruh elemen terpenuhi dalam prioritas Pasifik," kata juru bicara tersebut.

"Kami mengetahui bahwa GCF adalah dana pembiayaan iklim global paling unggul dan kami akan bekerja sama dengan para mitra untuk meningkatkan efektivitas GCF".

Pergeseran ini mencerminkan pengaruh negara-negara kepulauan di Pasifik pada saat Australia dan Amerika Serikat berusaha menghentikan terobosan diplomatik China ke wilayah yang dianggap penting secara strategis oleh Australia dan AS itu.

Dana iklim itu telah menyetujui proyek senilai 1,4 miliar dolar AS (Rp21,8 triliun) di negara-negara kepulauan kecil berkembang.

Australia bergabung dengan dana iklim itu pada 2014 dan menyumbang sekitar 200 juta dolar Australia (Rp1,98 triliun) selama empat tahun.

Negara itu keluar dari dana iklim pada 2018 setelah perdana menteri saat itu, Scott Morrison, menyatakan Australia tidak lagi "menyumbangkan uang ke dalam dana iklim sebesar itu."Â