Banjir Genangi Ratusan Hektare Tanaman Padi Siap Panen di Cilacap, Jawa Tengah

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyatakan ratusan hektare tanaman padi siap panen di berbagai wilayah di kabupaten tersebut terdampak banjir yang terjadi sejak Selasa (15/3).

"Berdasarkan data, di Kecamatan Nusawungu terdapat lahan sawah seluas 758 hektare yang tanaman padinya siap panen sekitar satu minggu lagi. Selain itu, ada persemaian benih padi kurang lebih seluas 10 hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Mlati Asih Budiarti  di Cilacap, Senin.

Ia mengaku sempat mengecek area persawahan yang terdampak banjir di Nusawungu pada hari Jumat (18/3) dan saat itu kondisi genangan airnya sangat tinggi, sehingga tanaman padi yang siap panen tersebut hampir tidak terlihat.

Menurut dia, petani yang tanaman padinya masih bisa dipanen tetap berupaya untuk memanennya.

"Tapi petani yang mau panen juga kesulitan karena genangan airnya dalam sekali, sampai bulir padinya tidak kelihatan. Tenaga untuk memanen padi juga tidak ada. Bahkan kalau dipanen, mereka juga kesulitan mencari tempat untuk menjemur gabah hasil panen," katanya.

Dia mengatakan gabah hasil panen sejumlah petani yang berada di tepi jalan karena belum sempat diangkut pun turut kebanjiran.

Selain di Nusawungu, kata dia, banjir juga sempat menggenangi tanaman padi usia 27 hari setelah tanam (HST) seluas 59 hektare di Kecamatan Kawunganten.

Sementara di Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi, banjir sempat merendam 5 hektare tanaman padi siap panen.

"Alhamdulillah, tanaman padi di Desa Brebeg masih bisa diselamatkan meskipun kualitas gabahnya menjadi kehitaman dan kadar airnya meningkat," katanya.

Lebih lanjut, Mlati mengakui sebagian besar tanaman padi yang terdampak banjir khususnya yang berada di Kecamatan Nusawungu tidak diikutsertakan dalam program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) oleh petaninya.

"Sebenarnya kami selalu menyampaikan kepada petani untuk ikut asuransi walaupun sawahnya bukan berada di daerah yang berisiko kebanjiran, kan biayanya tidak mahal. Tapi terkadang petaninya yang belum menyadari arti pentingnya asuransi," katanya.