Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Terus Berdatangan di Mesir

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Bandara al-Arish di Kegubernuran Sinai Utara, Mesir, pada Senin (23/10) menerima lebih banyak pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza yang dilanda perang.

Pesawat-pesawat dari Aljazair, Kuwait, Irak, Turkiye, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza tiba di bandara yang berjarak kurang dari 50 km dari gerbang perlintasan perbatasan Rafa itu, ungkap Palang Merah Mesir dalam laman Facebook resminya.

Sementara itu, bandara tersebut juga menerima dua pesawat kargo bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang dikirim oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lapor situs berita Ahram Gate yang dikelola pemerintah Mesir.

Menteri Kesehatan Turkiye Fahrettin Koca pada Senin mengungkapkan bahwa Turkiye telah menerbangkan dua pesawat kargo ke Mesir yang membawa peralatan medis dan pasokan untuk Jalur Gaza, sementara dua pesawat lagi akan dikirim dengan membawa lebih banyak pasokan.

Pesawat tersebut juga membawa tim medis beranggotakan 20 dokter, kata menteri itu dalam unggahannya di media sosial X.

Sebelumnya pada Senin yang sama, Palang Merah Mesir mengumumkan bahwa pihaknya telah mengirim konvoi bantuan baru kepada Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society) melalui perlintasan Rafah di perbatasan Mesir dan Gaza.

Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima konvoi ketiga yang terdiri dari 20 truk bantuan kemanusiaan yang berisi makanan, air, obat-obatan, dan perlengkapan medis.

Pada hari itu juga, Kegubernuran Sinai Utara mengumumkan dalam sebuah siaran pers bahwa setidaknya 27 pesawat bantuan telah mendarat di bandara al-Arish di Sinai Utara sejak 12 Oktober, yang membawa bantuan dari berbagai negara termasuk Yordania, UEA, Rusia, Turkiye, dan Brasil, serta badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selama dua pekan, Jalur Gaza berada di bawah pengepungan dan serangan mematikan Israel yang dilakukan sebagai balasan atas serangan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang menduduki Gaza terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Putaran terbaru konflik antara Israel-Hamas ini telah merenggut lebih dari 6.000 nyawa di kedua belah pihak.