Bau Suap di Pilrek Unsrat

SHARE

Kordinator SDW, Deswerd Zougira (foto istimewa)


CARAPANDANG [MANADO] - Pemilihan Rektor (pilrek) Unsrat (universitas Sam Ratulangi) Manado putaran pertama 25 April lalu berbuntut panjang. Tim Irjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terpaksa datang ke Manado untuk memeriksa dugaan suap menyuap dalam proses pilrek.

Sejumlah orang sudah diperiksa diantaranya ketua dan sekretaris panitia pilrek serta beberapa anggota senat. Akibat dari pemeriksaan tersebut, Mendikbud memerintahkan pilrek putaran kedua yang rencananya digelar 7 Juni lalu ditunda.

Menurut Koordinator SCW (Sulut Corruption Watch) Deswerd Zougira,  yang dihubungi pagi tadi, Senin (20/06/2022), tim telah selesai melakukan pemeriksaan bahkan telah membuat rekomendasi agar mereka yang terlibat dicoret dari daftar calon.

Masih menurut Deswerd, sejak awal perhelatan pilrek sudah nampak keterlibatan dan intervensi pihak luar dan laporan rektor yang tidak netral serta isu suap itu.

"Laporan yang kami terima ada campur  tangan  oknum kepala daerah dan rektor mempengaruhi anggota senat agar memilih salah satu calon dan praktek suap menyuap yang sudah dilaporkan ke Kejati", ungkap aktivis antikorupsi ini.

Sedangkan soal rekomendasi Tim, Deswerd, meminta Mendikbud bisa menindaklanjutinya agar pilrek  kali ini betul-betul menghasilkan sosok rektor yang bersih.

"Menteri memiliki tanggung jawab untuk menempatkan sosok seorang rektor yang bersih", tegasnya.

Seperti diketahui  pada pilrek putaran pertama  terjaring tiga nama calon rektor yakni Dedy Tooy 29 suara, Fabian Manopo 13 suara dan Grevo Gerung 11 suara. Beredar kabar Dedy didukung gubernur.

Ketua panitia pilrek Ronny Maramis kepada wartawan mengakui pilrek putaran kedua ditunda karena ada pemeriksaan Tim Inspektorat.

Kasus dugaan suap itu mendapat perhatian luas  masyarakat Sulawesi Utara.[*]