BBKSDA Menilai Masalah Sampah di NTT Sudah Berstatus Darurat

SHARE

NTT dinilai sudah darurat sampah


CARAPANDANG.COM - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Timbul Batubara menilai bahwa masalah sampah di NTT sudah masuk status darurat.

"Bisa dikatakan masalah sampah di NTT ini, khususnya di Kota Kupang sudah masuk dalam status darurat," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat (1/3/2019).

Ia menilai, secara kasat mata kata dia jika dilihat di jalan-jalan umum kondisi lingkungan di Kota Kupang memang bersih, namun jika dipantau menggunakan "drone" kawasan seperti pantai, serta beberapa kawasan pertokoan terlihat dipenuhi sampah.Oleh karena itu baik BBKSDA, bekerja sama dengan Pemprov NTT, pemerintah Kota Kupang, UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT TNI/Polri dan stakeholder pada Senin (4/2) pekan depan akan mengelar aksi bersih sampah di enam titik di ibu kota provinsi NTT itu.Enam titik yang menjadi lokasi aksi bersih sampah yaitu pantai Fatubesi di Kelurahan Oeba, pantai di belakang salah satu hotel di Kupang, Pantai Paradiso, Pantai warna warni Oesapa dan beberapa titik lainnya."Pengambilan lokasi pantai untuk aksi bersih sampah ini karena memang pesisir pantai selalu menjadi lokasi berkumpulnya sampah-sampah plastik," ujar dia.Sampah plastik sendiri juga kata dia menjadi perhatian Nasional dan Internasional. Sebab dampak dari sampah plastik itu sendiri mempunyai dampak yang negatif kepada manusia terlebih kepada satwa laut.Aksi bersih sampah pantai itu juga kata dia akan melibatkan kurang lebih 2.500 peserta, dari sejumlah instansi yang hadir.Pembersihan sampah ini juga dilakukan agar Kota Kupang tidak dicap lagi sebagai kota terkotor di Indonesia.Sementara itu Kepala Biro Kerja Sama Setda NTT Jusuf Kery Rupidara mengatakan bahwa aksih bersih sampah itu dilaksanakan guna memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2019 yang sudah jatuh pada 21 Februari 2019 lalu."Aksi bersih sampah pantai itu sebenarnya hanya bagian dari edukasi bagi masyarakat di Kota Kupang untuk bersama-sama menjaga lingkungan tempat kita tinggal," ujar dia.Semakin padatnya penduduk kota Kupang dan semakin kompleksnya kegiatan yang dilakukan masyarakat yang menghasilkan sampah mengakibatkab semakin banyaknya timbunan sampah sehingga perlu adanya edukasi bagi masyarakat.

Ia juga mengharapkan agar aksi itu dapat diikuti oleh seluruh masyarakat di kota itu, sehingga masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan, agar sebutan darurat sampah di NTT tak melekat lagi.