BKKBN Gelar Program Strategis Nasional Bagaimana Menurunkan Angka Stunting di Kota Bukittinggi

SHARE

Acara Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumatera Barat ini merupakan kegiatan kolaborasi Anggota DPR-RI Komisi lX Ade Rezki Pratama, BKKBN Provinsi Sumatera Barat dan Keluarga Berencana P3APPKB Kota Bukittinggi


Laporan: Elly Syafni

BUKITTINGGI, CARAPANDANG.COM - Acara Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumatera Barat ini merupakan kegiatan kolaborasi Anggota DPR-RI Komisi lX Ade Rezki Pratama, BKKBN Provinsi Sumatera Barat dan Keluarga Berencana P3APPKB Kota Bukittinggi yang di adakan di kecamatan Mandiangi Koto Selayan (MKS), Jumat (19/24). 

Camat Mandiangin Koto Selayan, pada kesempatannyaengungkapkan apresiasi dan terima kasih atas terselenggaranya acara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi problema stunting di Kota  Bukittinggi. 

"Alhamdullah melalui program kota Bukittinggi yang telah disusun oleh Wali Kota Bukittinggi H. Herman Safar dalam penanganan stunting ini di kelurahan dan kecamatan, ada peningkatan dalam pemberian makanan tambahan di tahun 2024 ini. Melalui program ini kita dapat mengambil ilmu yang bermanfaat bagi khususnya kita, umumnya bagi masyarakat Guguak Bulek," ujar Syukri Naldi S.Kom.MM selaku camat MKS. 

Pada kesempatan yang sama, perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat, Fatmawati ST. M. Eng,. menjelaskan tentang stunting dan apa yang menjadi penyebabnya.

"Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas," terang Fatmawati. 

Sementara itu, Ade Rezki Pratama anggota DPR RI Komisi lX, menekankan pentingnya kualitas pengasuhan dalam menentukan kualitas generasi penerus.

"Salah satu penyebab anak stunting dilahirkan karna pernikahan dini, karna pasangan usia subur yang sudah berumur tapi ingin memiliki anak, itu menyebabkan kehamilan yang beresiko, pasangan usia subur yang tiap tahun melahirkan anak juga menjadi penyebab adanya anak stunting," ungkap Ade Rizki.

Ia juga mengimbau serta mengajak mengajak masyarakat kota Bukittinggi untuk mensukseskan program pemerintah ini.

"Jangan sampai anak-anak kita stunting, tidak boleh lagi masyarakat kota bukittinggi hamil yang terlalu cepat  hamil yang banyak dan hamil terlalu dekat, untuk menjaga kontrol kontrol kehamilan dan pengawasan terhadap pengendalian penduduk Kota Bukittinggi kita sukseskan program KB," ujar Ade Rezki Pratama anggota DPR RI Komisi lX.

Kadis P3APPKB Kota Bukittinggi Nauli Handayani SKM M.Si menjelaskan bahwa target penurunan angka stunting di tingkat nasional sebesar 14% namun Kota Bukittinggi optimis mampu mencapai target 11,6%.

"Mudah-mudahan dengan bantuan bapak ibu semua, ibu kader, pemuda  pemudi, masyarakat semua kita biasa mencapai target yang telah di tetapkan," ungkapnya.

Upaya penurunan stunting, terang Nauli Handayani, dilakukan dengan dua cara yaitu:

  1. Intervensi gizi spesifik artinya intervensi yang kita berikan secara langsung baik kepada balita yang mengalami stunting ataupun kepada ibu hamil ,  intervensi gizi fedifik ini adalah: IMB (Inisiatif Menyusui Dini), asi ekslusif selama 6 bulan, memberikan makanan pendamping yang bergizi, secara rutin mendatangi posyandu untuk imunisasi, untuk ibu-ibu yang sedang hamil diberikan tablet vitamin penambah darah.  
  2. Intervensi sensitif adalah penanganan yang diberikan terhadap kejadian-kejadian secara langsung yang memengaruhi stanting misalnya: PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), pola parenting yang baik.