BMKG Banjarnegara Minta Warga Waspadai Peningkatan Curah Hujan

SHARE

Ilustrasi


CARAPANDANG.COM - Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Jawa Tengah meminta seluruh warga di wilayah setempat untuk mewaspadai peningkatan curah hujan akibat fenomena La Nina yang dikhawatirkan berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Kami mengajak seluruh warga di wilayah Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya untuk mewaspadai peningkatan curah hujan akibat fenomena La Nina," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie ketika dihubungi dari Purwokerto, Senin.

Dia mengatakan masyarakat tidak perlu panik, namun perlu meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan lebat dengan durasi yang panjang.

"Jika turun hujan dengan durasi cukup lama hingga di atas 30 menit maka perlu meningkatkan kewaspadaan karena dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, pohon atau baliho tumbang dan lain sebagainya," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu melakukan pembersihan saluran air dari sampah-sampah yang dapat menghambat drainase.

"Dengan demikian diharapkan pada saat hujan tidak akan terjadi genangan karena terjadinya sumbatan di saluran air," katanya.

Dia juga kembali mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada berita yang belum jelas kebenarannya atau disinformasi.

"Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum jelas kebenarannya, jika membutuhkan info terkini dan terpercaya terkait kondisi cuaca atau iklim bisa langsung menghubungi kantor BMKG terdekat atau mengakses laman media sosial resmi milik BMKG," katanya.

Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Dia mengatakan bahwa La Nina lemah yang terdeteksi pada Oktober 2021 diprakirakan menguat pada November dan Desember dan menjadi La Nina moderat pada akhir tahun 2021 hingga Februari 2022.

"Ini tentunya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," katanya.