Bupati Saipul Tinjau Langsung Jembatan di Taluditi

SHARE

Jembatan yang terletak kurang lebih 1 Kilometer dari jalan utama itu ditinjau langsung Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga didampingi Kadis PUPR, Risdiyanto Mokodompit dan Kades Panca Karsa II, Budi Muliyono, Minggu, (17/12/2023).


Laporan: Hamid Toliu

POHUWATO, CARAPANDANG,COM - Akses terdekat dan merupakan lintasan bagi petani untuk mengangkut hasil pertanian sangat mengkhawatirkan. Karena di samping tidak ada tiang peyanggah di bagian tengah, juga jembatan ini hanya diperkuat oleh kayu serta tidak layak dan berbahaya untuk digunakan oleh pengendara kendaraan bermotor sebagai pengguna.

Di samping itu, jembatan ini juga sudah banyak kali diusulkan oleh masyarakat dan belum terealisasi, karena dengan panjang 20 meter berbahaya bagi pengguna yang apabila jatuh langsung ke sungai yang ada dibawahnya. Dan menurut penuturan warga, jembatan tersebut sudah pernah memakan korban atau sudah ada yang jatuh dan tercebur ke sungai. 

Selain untuk lintasan bagi para petani, jembatan yang menghubungkan Dusun Abadi dan Dusun Lembah Permai, Desa Panca Karsa II, Kecamatan Taluditi merupakan jembatan pertama transmigrasi yang di bangun sejak 2001, dan sejak itu hingga sekarang jembatan yang menjadi akses pertama warga trans yang ada di Desa Makarti Jaya, Kecamatan Taluditi sudah tiga kali ganti. 

Jembatan yang terletak kurang lebih 1 Kilometer dari jalan utama itu ditinjau langsung Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga didampingi Kadis PUPR, Risdiyanto Mokodompit dan Kades Panca Karsa II, Budi Muliyono, Minggu, (17/12/2023).

Diketahui, jembatan ini juga lebih cepat atau alternatif terdekat untuk mengangkut hasil pertanian dari kurang lebih 200 haktare lahan pertanian yang dikelola sekitar 75 KK yang ada di dua dusun tersebut. Belum lagi kawasan pertanian yang ada di Desa Makarti Jaya yang mengangkut hasil panennya ke Desa Panca Karsa II. 

Dijelaskan Bupati Saipul, jembatan kayu menghubungkan Desa Makarti Jaya dan Desa Panca Karsa II tidak layak untuk dilalui oleh kenderaan karena membahayakan. Jembatan dengan panjang 20 meter dan lebar 4 meter apabila dilakukan penanganan secara permanen berupa jembatan beton maka akan membutuhkan anggaran Rp. 2 Miliyar lebih. 

Lanjut Saipul, saat ini Pemkab Pohuwato sedang melakukan relaksasi pengembalian pinjaman dana PEN, apabila hal ini disetujui oleh Kementerian Keuangan, maka akan ada pembahasan lebih lanjut untuk mengalokasikan kegiatan pembangunan jembatan itu di dana relaksasi pengembalian dana PEN.

"Insyaallah itu dapat dianggarkan lewat dana relaksasi pengembalian PEN, karena merupakan jembatan yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam rangka pengangkutan hasil pertanian yang ada di Desa Makarti Jaya dan yang di dua dusun di Desa Panca Karsa II", ungkap bupati di hadapan warga. 

Kades Budi Muliyono menambahkan, Dusun Lembah Permai adalah dusun yang didiami sekitar 100 KK lebih yang berbatasan langsung dengan Desa Makarti Jaya, sementara warga Dusun Abadi punya lahan pertanian di sebelah jembatan tersebut. “Sebelum ada jalan yang sekarang itu, dulu banyak orang yang melintasi jembatan ini terutama warga Makarti Jaya. Jembatan pertama trans sebelum di buka jalan yang sekarang",kata Kades Panca Karsa II itu.Â