Cara Mudah Atasi "Food Waste" dan "Food Loss" dari Rumah

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Fenomena "Food Waste" dan "Food Loss" secara global mendapatkan cukup banyak sorotan sebagai penyumbang limbah bagi lingkungan dan berdampak buruk bagi ekosistem.

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), food waste mengacu pada penurunan kualitas atau kuantitas pada tingkat ritel, jasa penyedia makanan, dan konsumen.

Serupa tapi tak sama, selain food waste, terdapat juga food loss yang menurut FAO merupakan makanan yang terbuang akibat penurunan kuantitas atau kualitas. Setiap tahunnya, sepertiga dari seluruh produksi pangan di dunia harus terbuang, dengan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dari pemborosan tersebut.

Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia, bahkan Indonesia mengacu pada The Economist Intelligence (EIU) 2017 tercatat sebagai negara kedua penghasil sampah makanan terbesar di dunia.

Tentu ini patut disayangkan karena rupanya masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan di Tanah Air.

Fakta itu tercatat di dalam data milik Global Hunger Index 2021 yang menunjukkan Indonesia berada di peringkat ketiga dari seluruh negara di kawasan Asia Tenggara.

Dalam rangka menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati pada 21 Februari mendatang, berikut kiat mudah dan sederhana yang bisa anda lakukan di rumah untuk mencegah "food waste" dan "food loss" mengutip siaran pers IKEA, Sabtu.

Langkah awal sederhana untuk mencegah food waste dan food loss adalah dengan rutin membuat meal plan atau perencanaan makanan.

Seperti contoh, rencanakanlah menu makanan yang mau anda makan atau masak selama seminggu ke depan.

Perhatikan juga kandungan gizi dalam perencanaan makanan tersebut agar bisa sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan tentang "Isi Piringku".

Anda bisa mengonsumsi bahan makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, protein berkualitas tinggi, dan lemak sehat, sambil membatasi sumber biji-bijian
olahan, gula tambahan, dan garam berlebih.

Cara lainnya adalah dengan berbelanja bahan makanan untuk mengisi kebutuhan yang sedang kurang atau sudah habis saja. Dengan begitu anda bisa mengurangi risiko kelebihan makanan.
 
Setelah berbelanja, tentunya anda perlu menyimpan bahan makanan di kulkas atau pun dapur.

Menyimpan makanan harus dilakukan secara tepat, menyesuaikan jenis makanannya. Cari tahu dan pelajari usia serta cara menyimpan macam-macam makanan, seperti daging, sayur, umbi-umbian, dan lain-lain.

Untuk produk buah dan sayur segar, kamu bisa simpan di kulkas dengan suhu di bawah 4 derajat celcius agar kesegarannya tetap dapat terjaga.

Sementara untuk daging mentah, dapat juga menggunakan wadah tertutup untuk penyimpanannya agar baunya tidak menyebar di dalam ruang penyimpanan.

Jangan lupa juga pisahkan bahan makanan yang mengeluarkan gas etilena dari makanan lain, seperti pisang, alpukat, tomat dan masih banyak lagi.

Halaman : 1