Catat! Orang Tidak Bahagia Rentan Terkena Serangan Jantung

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM - Dilansir klikdokter.com. Anda termasuk tipe orang yang memendam masalah? Atau seringkali masalah kecil selalu terasa besar?Banyak orang yang lebih suka menyimpan masalahnya sendiri hingga merasa tidak bahagia sepanjang hidup. Padahal, jika kesedihan dibiarkan berlarut-larut, hal ini dapat berdampak pada kesehatan organ dan menimbulkan penyakit. Salah satunya adalah penyakit jantung.  

American Heart Association mengaminkan adanya hubungan signifikan antara kesedihan dan penyakit jantung. Mereka yang mengalami depresi meningkat risikonya terkena serangan jantung sebesar 33%. Hal tersebut terutama terjadi pada mereka yang mengalami kesedihan dalam jangka waktu lama.

Penelitian lain menyatakan bahwa kaum wanita yang memiliki masalah dengan pasangannya dan tidak bahagia kehidupan rumah tangganya cenderung mengalami berbagai masalah jantung dan pembuluh darah. Mulai dari tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung, strok, hingga serangan jantung.

Saat merasa sedih, otak mengeluarkan berbagai zat kimia seperti interleukin-8 (IL-8) yang memicu reaksi peradangan di seluruh tubuh. Senyawa interleukin ini menyebabkan daya tahan tubuh relatif menurun sehingga mudah terserang penyakit.

Hormon stres (kortisol) juga meningkat saat seseorang merasa sedih. Hormon ini menyebabkan kadar gula tidak stabil, tekanan darah meningkat, dan gangguan tidur. Hormon kortisol dan interleukin juga secara tidak langsung memengaruhi struktur dan lebar dari pembuluh darah. Sehingga bila terjadi terus-menerus, pembuluh darah mengalami kerusakan dan akibatnya terjadi berbagai penyakit seperti strok dan serangan jantung.

Selain itu, saat dilanda kesedihan, umumnya orang tidak memiliki kebiasaan yang baik. Mereka akan cenderung melampiaskan rasa sedihnya dengan makan makanan tidak sehat, merokok, bahkan minum alkohol. Orang yang merasa sedih pun biasanya jarang beraktivitas fisik. Hal-hal tersebut makin meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan sindrom metabolik lainnya.

Lalu, bila demikian, adakah yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak buruk dari kesedihan?

Memang, kesedihan ataupun masalah memang sering tak terhindarkan dari kehidupan. Akan tetapi, Anda perlu ingat untuk tetap menjaga kesehatan sekalipun merasa tidak bahagia.

Beberapa hal berikut mungkin dapat membantu Anda untuk tetap sehat meskipun dalam kondisi sedih:

> Identifikasi penyebab kesedihan. Cobalah kenali penyebab kesedihan dan rasa stres Anda. Sedapat mungkin cari jalan keluar dari masalah tersebut. Bila perlu, berkonsultasi dengan psikolog untuk membantu Anda keluar dari kecemasan atau rasa sedih tersebut.

> Apa pun kondisi Anda, ingatlah untuk selalu hidup sehat. Tetap lakukan pola hidup sehat sekalipun Anda merasa tidak bersemangat. Usahakan untuk beraktivitas fisik selama 30 menit sebanyak 3 hingga 5 kali per hari. Saat berolahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang membuat sensasi nyaman dan bahagia.

Tak jarang berolahraga akan membuat Anda merasa lebih baik. Konsumsi makanan bergizi setiap harinya. Dibanding makan makanan tinggi gula, lebih baik Anda mengonsumsi buah yang juga manis dan kaya serat.

> Hadapi dengan berani. Cara terbaik untuk menghadapi masalah adalah dengan menjadi berani dan optimis. Mengalihkan perhatian dengan kebiasaan merokok atau minum alkohol atau kebiasaan buruk lainnya sama sekali tidak menyelesaikan masalah Anda.

Hidup yang tidak bahagia memang rentan memicu serangan jantung. Namun, Anda dapat memilih untuk tetap melakukan pola hidup sehat agar tubuh tetap sehat sekalipun masalah hidup datang silih berganti.