Dampak Corona Terhadap Kemiskinan Dan Cara Dompet Dhuafa Mengatasinya

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM - Bulan Januari 2020, dunia diguncang wabah virus corona, virus tersebut pertama kali muncul di Kota Wuhan China. Dampaknya tidak hanya negara China yang merasakan negara-negara lainpun termasuk Indonesia merasakan guncang. Dampak yang ditimbulkan virus corona bersifat multidimensional sosial, ekonomi dan politik.

Seperti diketahui khalayak, merebaknya wabah virus corona jenis baru atau Covid-19, telah berdampak terhadap berbagai kehidupan sosial, politik, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Akibat dari kebijakan social distancing ini semua aktifitas termasuk bisnis mengalami penurunan, para pedagang kecil berhenti berdagang sehingga mereka tidak memiliki income untuk bertahan hidup.

Dampak Corona Terhadap Kemiskinan

Penyebaran virus corona luar biasa dampaknya dalam kehidupan ekonomi sehingga kalau ini tidak dapat diatasi akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah kemisikinan. Ekonom World Bank Vivi Alatas mengemukakan hal tersebut berdasarkan perhitungan data ekonomi. Bahkan menurutnya masyarakat miskin ini menjadi salah satu kategori yang paling rentan terdampak virus corona. Apalagi jika pemerintah melakukan kebijakan lockdown dampak terhadap peningkatan kemiskinan akan semakin signifikan, kenapa hal itu bisa terjadi karena masyarakat tidak memiliki akses untuk beraktifitas ekonomi akibatnya mereka tidak memiliki income. Jika hal ini terjadi dampak sosialnya akan semakin besar.

Data dari BPS tahun 2019 menyebutkan terdapat 24,7 juta penduduk miskin di Indonesia. Jika persoalan virus corona ini tidak mampu diselesaikan maka pada tahun 2020 ini angka kemiskinan tersebut tidak mustahil akan mengalami peningkatan. Hal ini diakibatkan oleh kekuatan ekonomi yang semakin melemah sehingga seiring dengan itu tingkat kemiskinan akan mengalami peningkatan. Menurut Direktur Riset Centre of Reform on Economy (Core) Pieter Abdullah virus corona yang tidak kunjung reda akan berdampak kepada kenaikan angka kemiskinan di Indonesia. Imbasnya adalah angka kemiskinan Indonesia diperkirakan meningkat.

Data dari harian Republika terkait dengan virus corona tersebut ternyata berdampak negatif kepada peningkatan harga barang selain karena kelangkaan barang juga diakibatkan oleh biaya transportasi yang meningkat, selain itu daya beli masyarakat mengalami penurunan, dampak dari ini perdagangan mengalami penurunan. Sektor pariwisata yang paling terkena imbasnya, kebijakan social distancing  dan penutupan beberapa maskapai penerbangan yang dibuat pemerintah mengakibatkan orang enggan untuk melakukan bepergian. Hal tersebut berdampak kepada sepinya tempat-tempat pariwisata. Kondisi ini yang merasakan akibatnya adalah kelompok menengah ke bawah.  Data BPS NTB menyebutkan karena pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan NTB, maka hal ini sangat berdampak kepada kalangan masyarakat bawah.

Dampak lain dari penyebaran virus corona ini adalah adanya kemungkinan gelombang PHK secara signifikan yang diakibatkan melemahnya kondisi ekonomi. Laporan hasil kajian INDEF menyimpulkan bahwa virus corona dapat mengakibatkan PHK, hal ini disebabkan menurunnya angka pertumbuhan ekonomin 4-4,5 persen. Data dari Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organizations/ILO) memperkirakan virus corona,  akan menghilangkan 24,7 juta pekerjaan di dunia. Skenario rendahnya sebesar 5,3 juta. Adapun skenario pertengahannya sebanyak 13 juta pekerjaan. Dari total jumlah itu, 7,4 juta berada di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikatnya menyebut,  pengangguran meningkat lebih buruk dari yang diperkirakan 70.000 menjadi 281.000 selama pekan yang berakhir 14 Maret 2020. Sementara di Cina, sebanyak  5 juta warganya kehilangan pekerjaan pada periode Januari hingga Februari 2020. Rilis Biro Statistik China menunjukkan angka pengangguran naik 6,2% per-Februari 2020 dari sebelumnya 5,3% di Januari 2020. Sebagian pihak bahkan memperkirakan angka ini seharusnya lebih tinggi.

Wabah virus corona memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global khususnya di kawasan Asia. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Indonesia juga tidak lepas dari efek wabah yang telah banyak menyebabkan kematian. Hal ini jelas akan menyebabkan nilai perekonomian semakin turun. S&P Global memberikan sebuah laporan bahwa covid-19 ini dapat menimbulkan kerugian pada perekonomian Asia sebesar US$ 211 miliar atau sama dengan lebih dari seperlima output perekonomian Indonesia dalam satu tahun. Kondisi global tersebut tentu akan berdampak kepada kondisi Indonesia, kalau dibiarkan bisa mengalami krisis ekonomi seperti tahun 1998 yang diakibatkan oleh krisis moneter.

Beberapa faktor penting yang membuat Indonesia bisa mengalami krisis ekonomi adalah bila mayoritas pelaku ekonomi di hampir semua sektor tidak lagi dapat melakukan aktivitas perekonomian secara efektif. Kondisi ini akan menyebabkan tingkat pengangguran semakin tinggi, sehingga kondisi kemiskinan akan dapat mudah kita jamah. Indonesia rentang masuk ke dalam kondisi krisis ekonomi. Sebab pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan yang cukup tajam. Menurut Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), perlambatan tersebut diperkirakan hanya 4,5-4,8 persen di tahun 2020.

Negara Indonesia juga makin rentan mengalami kepanikan pasar keuangan global. Asian Development Bank (ADB) memberikan informasi bahwa sebanyak 38,5 persen surat utang pemerintah Indonesia digenggam oleh investor asing. Lebih tinggi dari negara Asia lainnya. Hal ini apabila terjadi aksi jual secara kolektif tentunya ini beresiko tinggi terhadap krisis ekonomi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke China dalam rangka mengurangi penyebaran virus Corona. Seperti yang kita ketahui, bahwa virus berbahaya ini muncul pertama kali di China. Hal ini yang juga menjadi faktor menurunnya nilai ekonomi di Indonesia. Sebab China adalah negara eksportir terbesar di dunia. Indonesia sering melakukan aktivitas impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Apabila negara China mengalami penurunan produksi barang, maka global supply chain akan terganggu dan hal ini dapat mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan baku dari China. Jelas, dengan adanya virus Corona yang terjadi di China menyebabkan perdagangan China memburuk. Hal tersebut berpengaruh pada perdagangan dunia termasuk di Indonesia.

Faktor Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan global menurut M. Yunus disebabkan oleh dua hal. Pertama kemiskinan sudah menjadi ancaman bagi terwujudnya perdamaian dunia, ini terbukti bahwa di negara-negara yang berpenduduk  miskin konflik dan perang sangat sulit diselesaikan. Perang masih menjadi penyelsaian akhir dari berbagai konflik. Penyebab kedua kemiskinan menjadi masalah global dikarenakan kemiskinan menjadi penghambat penegakan hak asasi manusia.

Pendapat Yusuf Qardhawi tentang problem kemiskinan tidak lagi menjadi problem ekonomi, akan tetapi sudah menjadi problem sosial dan politik, ini menarik untuk dikaji, sebab problem ekonomi ini akan berdampak kepada problem sosial, pendidikan, kesehatan dan politik. Problem inilah yang ini dihadapai oleh negara-negara berpenduduk muslim. Sehingga hal ini dapat membahayakan dan mengancam akidah, akhlak kelogisan berfikir, keluarga dan mengancam masyarakat muslim. Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa keterbelakangan ekonomi selain faktor eksternal, juga disebabkan karena umat Islam belum menjalankan ajaran agama dalam berekonomi.

Kemiskinan secara umum disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal disebabkan oleh penduduk sendiri contoh rendahnya  tingkat pendidikan, rendahnya ketrampilan,  dan budaya. Sedangkan kemiskinan yang diakibatkan faktor eksternal antara lain rendahnya kemampuan mengakses sumberdaya ekonomi, dan diakibatkan oleh bencana termasuk wabah corona bisa menjadikan seseorang menjadi miskin.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, secara harfiah kata miskin diberi arti tidak berharta benda. Sehingga ada tiga tipe orang miskin, yakni miskin (poor), sangat miskin (very poor) dan termiskin (poorest). Penggolongan ini berdasarkan pendapatan yang diperoleh setiap tahun. Orang miskin adalah orang yang disebabkan berpenghasilan rendah kalau diwujudkan dalam bentuk beras yakni 320 kg/orang/tahun. Jumlah tersebut dianggap cukup memenuhi kebutuhan makan minimum (1,900 kalori/orang/hari dan 40 gr protein/orang/hari). Orang yang sangat miskin berpenghasilan antara 240 kg sampai 320 kg beras/orang/tahun, dan orang yang digolongkan sebagai termiskin berpenghasilan berkisar antara 180 kg, 240 kg beras/orang/tahun.

Menurut BPS, penduduk miskin adalah mereka yang asupan kalorinya di bawah 2,100 kalori berdasarkan kategori food dan nonfood diukur menurut infrastruktur antara lain jalan raya, rumah, serta ukuran sosial berupa kesehatan dan pendidikan. Menurut ketentuan BPS kebutuhan makanan minimum per kapita penduduk yaitu sebanyak 2.100 kalori per hari. Mengingat bahan makanan penduduk berbeda-beda, maka ukuran konsumsinya dilihat dari jumlah rupiahnya.

Cara Lembaga Zakat Mengatasi

Upaya luar biasa yang sudah dilakukan Lembaga Zakat Dompet Dhuafa dalam mengantisipasi penyebaran virus corona. Pertama melakukan upaya preventif kedua upaya kuratif.

Upaya preventif pertama mengedukasi masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan islami hal ini sebagaimana seruan Rasulullah dalam sebuah hadisnya“mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim). Kedua menyadarkan umat akan pentingnya memutus mata rantai dengan cara berdiam diri di rumah. Inilah seruan yang disampaikan oleh Rasululah disaat menghadapi wabah penyakit yang mematikan Rasulullah mengingatkan umat Tha’un (penyakit menular) merupakan teguran dari Allah sebagai ujian untuk hamba apabila terjadi maka berdiamlah di tempat kamu berada jangan kamu lari (HR Bukhari Muslim).

Upaya preventif kedua mengajak masyarakat untuk melakukan isolasi diri (social distance) inipun sesuai dengan seruan Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi bagi yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain. Dalam hadis disebutkan: Janganlah yang sakit disatukan dengan yang sehat (HR Bukhari dan Muslim).

Upaya kuratif yang dilakukan Lembaga Zakat Dompet Dhuafa adalah dengan membangun Rumah Sakit yang siap menampung pasien corona, mereka harus menyiapkan tenaga medis dan relawan yang siap melayani masyarakat yang terdampak corona. Yang kedua bantuan konsumtif sebagai upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin yang terdampak virus corona. Apalagi jika diberlakukan lockdown lembaga zakat menjadi garda terdepan dalam melayani masyarakat [*].

*Oleh: Nurhidayat

Penulis merupakan Dai Ambasador Dompet Dhuafa dan  Ketua Prodi Zakat dan Wakaf FAI UMJ