Debat Putaran 2 Pilwako Tanjungpinang Bahas Pariwisata, Sosial Ekonomi Dan Lingkungan

SHARE

Debat putaran kedua Pilwako Tanjungpinang


CARAPANDANG.COM - Debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang putaran kedua berlangsung damai. Kedua pasangan calon beradu visi dan misi tentang sosial ekonomi, lingkungan, serta pariwisata di Kota Tanjungpinang.

Terkait pariwisata, pasangan nomor urut 1, Syahrul-Rahma berpandangan, sebagai kota yang bersejarah, Tanjungpinang memiliki banyak potensi pariwisata. Di mana, pada sektor tersebut bisa menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Terlebih, Tanjunngpinang memiliki Pulau Penyengat yang penuh dengan sejarah. Oleh karena itu, seharusnya Pulau Penyengat yang menjadi icon Tanjungpinang ini bisa dibenahi dengan merevitalisasi sarana dan prasarana di pulau tersebut. Terutama untuk masalah transportasi ke kawasan bersejarah tersebut, contohnya Pulau Penyengat yang menjadi ikon Kota Tanjungpinang.

"Terutama pada jalur transportasi ke Pulau Penyengat. Transportasi haruslah baik dan berkualitas, dengan begitu, para turis akan berminat berkunjung ke Pulau Penyengat," ujarnya dalam penyampaian visi misi, di Hotel Aston Tanjungpinang, Selasa (15/5/2018) malam.

Seiring dengan majunya teknologi saat ini, sudah seharusnya Pemerintah Daerah memanfaatkan teknologi tersebut untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Dengan demikian, dirinya akan meningkatkan sistem pelayanan berbasis IT.

Selain itu, untuk mendongkrak perekonomian, pihaknya lebih menekankan ekonomi kerakyatan dan kreatif. Dengan memanfaatkan potensi UMKM di Tanjungpinang.

"Kita tahu potensi industri rumahan dan kreatif di Tanjungpinang sangat besar," katanya.

Sementara itu, pasangan nomer urut 2 Lis-Maya mengemukakan, sektor pariwisata merupakan lokomotif perekonomian Tanjungpinang. Dalam pengembangan pada sektor tersebut, pihaknya mengklasifikasikan pada dua bagian.

Pertama, merevitalisasi kawasan pariwisata yang telah ada. Lalu, membangun kawasan pariwisata baru, seperti membuat destinasi kampung wisata.

Selain itu, pada sektor pembangunan infrastruktur, pihaknya juga membagi zona pembangunan. Yakni, kota lama, kawasan pariwisata baru, dan masa depan.

Di mana, kota lama dimulai dari Pasar Lama Tanjungpinang hingga Kilometer 5, lalu dilanjutkan dengan Kota Baru mulai dari Kilometer 5 hingga kilometer 10. Kemudian, kota masa depan akan terfokus pada wilayah Senggarang dan Kampung Bugis.

"Dengan mengklasikasikan zona pembangunan ini kita bisa memetakan pembangunan infrastruktur di Tanjungpinang," ungkapnya.

Lis juga menambah, tak kalah penting dari nilai pembangunan adalah penanaman nilai budaya pada generasi muda. Pada bidang ini, pihaknya akan berupaya mengimplementasikan nilai budaya dengan kemajuan teknologi. Seperti, secara rutin menggelar event budaya, sehingga menjadi daya tarik bagi generasi muda dalam mengenal kebudayaan.