Di Gorontalo Kasus Pertama Varian Omicron Ditemukan

SHARE

Kiri (dr. Triyanto Bialangi) kanan (dr. Yana Yanti Suleman). Foto: Spesial.


Laporan : Fadhil Hadju

CARAPANDANG (GORONTALO) - Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melalui juru bicara (jubir) Covid-19 dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo umumkan kasus pertama varian omicron, di kantor Dinkes Provinsi Gorontalo, Jumat (28/1/2022).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman, mengungkapkan varian omicron pada awalnya telah melanda Indonesia sejak 22 Januari 2021.

Dimana Indonesia terdapat dua kasus kejadian. Kata dia, omicron ini dikatakan berlebihan, menular tapi tidak katalistik.

"Di Indonesia ada 1600 lebih kasus Omcrion, 2 orang meninggal. Kasus meninggal itu lansia (lanjut usia) yang belum pernah divaksin dan orang yang komorbit," ucap dia.

"Sejatinya di Provinsi Gorontalo kasus pertama itu adalah pelaku perjalanan," sambungnya.

Kata dr. Yanti, hal tersebut diketahui pihaknya ketika melakukan rapid test di bandara yang mendapatkan hasil positif, kemudian dilanjutkan test PCR yang juga positif.

"Kemudian kami konfirmasi omicron di PTKL Manado dan hasilnya Probable, itu 98 persen positif omicron," tutur dia.

Terkait hasil omicron ini kata dia, ada yang probable dan confirm. Dalam hal ini, pihak Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo masih menunggu alat test varian omicron. Untuk itu, pihaknya mengirimkan test ke laboratorium Manado dan Balitbang Pusat.

Sambung dia, sesuai Permenkes HK.02.01/MENKES/1391/2021 tentang penanggulangan kasus covid-19 dalam hal ini omicron, baik hasilnya probable maupun confirm sama perlakuannya yakni harus diisolasi dan diperiksa kontak eratnya, dan kemudian ketika sakit berat dia harus masuk rumah sakit.

"Sekarang orang itu lagi isolasi, karena tidak sedang sampai berat, sesuai Permenkes itu gejala sedang sampai berat harus di rumah sakit. Disana dia dilayani makan dan istirahat. Dan kami sampaikan jangan menolak untuk diswab. Ketika kita diswab kita tahu status kita apakah omicron atau tidak, kalaupun diisolasi bisa anda nyaman dan tidak menularkan ke keluarga dan masyarakat," jelasnya.

Terkait vaksinasi kata dr. Yana mengungkapkan, vaksin hanyalah mencegah memberatnya sakit covid ketika mengidap orang yang belum divaksin.

Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan menekankan terkait vaksinasi dan mematuhi 3M serta 3T. Hal itu diungkapkan Jubir Covid-19, dr. Triyanto Bialangi.

"3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan itu sangat generik. 3T yaitu test, tracking dan treatment serta vaksinasi," tutur dia.

Diketahui, pertama merupakan penumpang pesawat Garuda 23 Januari.

"Untuk itu, bagi penumpang pesawat tersebut yang bersama kasus probable agar sukarela untuk ditest," imbuh dia. (*)