Di Kota Maju Sampah Jadi Uang, Tapi Di Tanjungpinang Sampah Jadi Perhiasan Laut

SHARE

PJ Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza bersama ribuan sampah yang menghiasi laut


CARAPANDANG.COM - Sampah dewasa ini telah menjadi sumber uang bagi beberapa kalangan. Bahkan, dibeberapa kota maju, kuota sampah malah tidak mencukupi untuk memproduksi suatu barang, sehingga harus membeli dari luar daerah. Akan tetapi, masalah sampah ini memang masih menjadi sebuah "penyakit" bagi masyarakat di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Bukan malah berlomba-lomba memanfaatkan sampah untuk memperoleh pundi-pundi uang, beberapa oknum masyarakat malah sengaja membuang sampah sembarangan. Dan sangat menyedihkan lagi, laut dikawasan kota Gurindam di hiasi dengan sampah yang ditaksir berton-ton banyaknya.

Penjabat Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza sempat melihat langsung kondisi sampah dikawasan pelantar 2, Tanjungpinang yang jumlahnya ribuan Kg. Dia pun dengan sigap meminta kepada Dinas Perumahan Rakyat, Pemukiman, Pertamanan dan Pemakaman, Amrialis untuk membentuk kelompok sadar sampah. Hal ini bertujuan untuk mengawasi tindakan negatif masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.

"Kita akan coba, nanti kelompok ini yang mengawasi masyarakat yang membuang sampah sembarangan," tutur Raja Ariza, Kamis (1/3/2018).

Kepala Dinas Perkumpulan Tanjungpinang, Amrialis mengatakan bahwa memang masih ada beberapa masyarakat yang tidak bisa menjaga lingkungan. Bahkan sampah dibuang sembarangan di laut, padahal itu sangat merugikan, khususnya bagi nelayan. Sampah laut di Tanjungpinang, kata dia sudah berlapis-lapis tumpukannya yang bercampur dengan lumpur. 

"Padahal sampah ini adalah uang. Kita sudah buat percobaan dimana sampah kita urai menjadi bahan bakar minyak. Makanya saya sangat setuju untuk membentuk kelompok sadar sampah ini, agar masyarakat perlahan bisa sadar tentang gunanya sampah dan kebersihan kota," tutur Amrialis.

Memang untuk wilayah pesisir pantai (laut), masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Namun ketika ditanya, alibi mereka itu merupakan sampah kiriman yang dibawa oleh arus.

"Mungkin ada (yang buang sampah sembarangan.red), tapi kebanyakan sampah dibawah rumah kita ini dari daerah lain Lo, bukan dari kita saja," tutur Udin, warga Pelantar 2 Tanjungpinang.

Masalah sampah memang tidak akan ada habisnya, jika masyarakat masih apatis terhadap kebersihan lingkungan.