Din: Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Relatif Baik

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM – Kerukunan umat beragama di Indonesia masih terjalin harmonis. Hal tersebut masih dapat terjaga disebabkan oleh dua faktor. Yaitu pertama karena seluruh agama di Indonesia senantiasa menyerukan kerukunan dan perdamaian kepada pengikutnya, dan kedua karena Indonesia memiliki kesepakatan dasar seperti Pancasila maupun Bhinneka Tunggal Ika.

Hal ini disampaikan oleh utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban (UKP-DKAAP), Din Syamsuddin saat menyampaikan konferensi pers bersama pemuka agama Indonesia di Gedung Oase Kabinet Kerja, Jakarta Pusat, Kamis (11/1).

“Hingga saat ini kerukunan umat beragama di Tanah Air sesungguhnya relatif baik,” katanya.

Kendati demikian, Din tidak menutup mata, masih ada ketegangan atau konflik  antara umat beragama bahkan dalam satu agama atau intra agama.

Mantan Ketum PP Muhammadiyah  menjelaskan timbulnya ketegangan atau konflik tersebut karena masih ada kesalahpahaman terhadap agama itu sendiri. Karena, sebagian umat tidak menangkap misi suci pesan utama agama yang mendorong perdamaian dan kerukunan. Umat masih ada yang memiliki pemahaman sempit terhadap kitab sucinya. Lebih lanjut dia menambahkan ada faktor lain, yakni faktor-faktor non agama.

“Itu bisa muncul bisa karena faktor  sosial, ekonomi, politik. Apalagi di dalamnya ada kesenjangan, ditambah faktor-faktor luar negeri yang juga menganggu,"  ungkapnya.

Maka itu, Din mengajak kepada seluruh pemuka agama agar  tidak menutup mata terhadap adanya realitas yang menganggu kerukunan dan adanya gejala intoleransi, radikalisme, ekstrimiame, serta bentuk kekerasan yang juga sering mengatasnamakan agama di Indonesia.

"Karena itu kita sepakat perlu ada pertemuan bersama antar pemuka agama untuk menjaga moralitas yang besar tadi dan bagaimana kita mengatasi faktor-faktor yang membawa ketidakrukunan," jelasnya.  ujarnya.

Perlu diketahui konferensi pers bersama pemuka agama Indonesia dihadiri  anggota panitia pengarah dari Musyawarah Besar Pemuka Agama yang terdiri dari presidum Inter-Religious Council (IRC) Indonesia atau dewan agama-agama di Indonesia. Di antaranya hadir tokoh agama dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom, Ketua Umum Matakin, Uung Sendana.

Selain itu, hadir juga tokoh agama Budha dari Walubi, Philips Wijaya, Pastor Agustinus Ulahayanan dari KWI, dan juga tokoh agama Hindu dari Parisada, Nyoman Udayana. Musyawarah Besar ini juga melibatkan tokoh dari MUI, Muhammadiyah, dan NU.

Sementara itu, Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa  akan digelar di Jakarta pada 9-10 Februari 2018.  Diharapkan melalui musyawarah besar para pemuka agama dan umat beragama ini, bisa memperkuat kerukunan antar umat di Indonesia.