Dinas PPPA Gorontalo Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan

SHARE

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan.


Laporan: Hamid Toliu

POHUWATO, CARAPANDANG.COM - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan.

Kegiatan yang digelar Selasa (08/08/2023), di Sri Golden Hotel Marisa ini menghadirkan narasumber dari unsur Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato Alvian Tomaili.

Peserta sosialisasi ini berjumlah 50 orang yang berasal dari Forum Anak, Lembaga Puspa, PATBM, TP PKK, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat , Tokoh Adat, unsur Media, serta Kepala-kepala Desa se-Kecamatan Marisa yang juga sebagai peserta.

Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Pohuwato diwakili Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Hapsa Usman mengatakan, bahwa isu perlindungan perempuan dan anak harus makin menjadi perhatian, seiring banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Karena yang namanya keselamatan perempuan dan anak itu ada di tangan kita, sebab bapak ibu inilah yang akan menjadi garda terdepan, pelopor dan pelapor", ujar Hapsa.

Hal ini, katanya, bertujuan agar kegiatan ini supaya bagaimana semua elemen yang ada bisa berperan aktif dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan, dengan apa ? Dengan cara mensosialisasikannya ke keluarga masing-masing.

“Semoga bapak ibu peserta bisa mewakili apa yang menjadi tujuan kegiatan hari ini, untuk bagaimana bisa membantu mensosialisasikan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak ini kepada masyarakat khususnya di lingkungan keluarga", ujar Hapsa.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo diwakili Sekretaris Helmi Tantu menyampaikan bahwa fenomena peningkatan pelaporan terkait kekerasan terhadap perempuan sebagai korban kekerasan di bandingkan kabupaten kota lainnya, sesuai data untuk wilayah Kabupaten Pohuwato termasuk daerah yang minim angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Ini di data kami untuk tahun 2023 saja hanya ada 11 kejadian kekerasan terhadap perempuan, sementara di tahun 2022 itu ada 43 kejadian, dan 2021 ada 50 kejadian", ungkapnya.

Meski begitu, kata Helmi, kekerasan terhadap perempuan dan anak tetap menjadi persoalan yang perlu diselesaikan bersama. Apalagi, ada banyak kasus yang menonjol tapi tidak terkuak ke publik.

"Karena ini kan aib, tidak terkuak, bahkan tidak dilaporkan. Makanya disini kami sampaikan kepada bapak ibu yang hadir disini, jadilah kita pelapor dan pelopor, untuk menurunkan angka-angka ini, untuk menjaga perempuan dan anak-anak kita", katanya.

"Sehingga dengan kehadiran kami disini diharapkan setidaknya angka-angka yang ada semakin turun bahkan nol dan target kami semua kabupaten kota di Provinsi Gorontalo kasusnya bisa sampai nol bahkan tidak ada kasus yang menonjol," ujarnya menambahkan.