DKI Antusias Pulihkan Ekonomi Lewat Bisnis Kuliner

SHARE

carapandang.com | DKI Jakarta


"Dua bulan saya tidak bisa jualan. Padahal empat karyawan harus digaji. Ya terpaksa ditutup saja. Kios saya jual sebagian untuk bayar pesangon, sedangkan sebagian lagi untuk tambah modal usaha. Saya masih cari yang cocok dan aman dengan kondisi sekarang," kata Sandi.

Persoalan yang dihadapi Sandi memang menimpa hampir sebagian besar pelaku UMKM di DKI Jakarta. Kebijakan PPKM ini memang bagaikan pedang bermata dua. Kalau longgar maka kasus COVID-19 berpotensi naik, tapi kalau ketat giliran pelaku usaha gulung tikar.

Hal ini yang membuat banyak pelaku usaha masih ragu untuk meneruskan bisnis lamanya. Bisa saja sewaktu-waktu pemerintah memberlakukan PPKM ketat apabila kasus COVID-19 kembali naik.

Dengan kondisi pandemi seperti saat ini pengusaha dituntut lebih fleksibel dalam menjalankan usaha. Sehingga, tatkala ke depan terjadi sesuatu yang membuat berbagai sektor terpaksa kembali dibatasi maka pelaku usaha dapat dengan mudah beradaptasi dengan mengikuti petunjuk dan arahan pengambil kebijakan.

Ibaratnya kalau selama ini pengusaha mengenal plan A dan plan B agar usaha/bisnisnya tetap berjalan, maka dalam menghadapi pandemi mungkin butuh tambah strategi plan C dan plan D bahkan bisa lebih agar bisa selamat.

Jakpreneur
Pemprov DKI Jakarta melihat kesulitan yang dihadapi masyarakat menghadapi pandemi COVID-19. Dalam rangka itu lantas disusun program yang memang sudah ada sejak lama untuk membentuk wirausaha tangguh dengan harapan ekonomi di Ibu Kota dapat terus berjalan.

Halaman : 1