Dokter: Pengukuran Tekanan Darah dengan Tenang agar Valid

SHARE

Ilustrasi | Istimewa


CARAPANDANG.COM - Dokter yang juga salah satu Pengurus Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) Dr. dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S menyarankan agar pengukuran tekanan darah (tensi) mendapatkan hasil yang valid maka pasien sebaiknya melakukannya dengan tenang atau rileks.

Menurut pengalaman Amanda, biasanya terdapat pasien yang merasa khawatir atau takut mengukur tekanan darah di rumah sakit sehingga menyebabkan hasil pengukuran yang cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dilakukan di rumah.

Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut kemungkinan berkaitan dengan efek white coat hypertension. Istilah tersebut merujuk pada perasaan takut ketika bertemu dengan petugas kesehatan yang identik mengenakan “jas putih”.

Amanda mengatakan suasana rumah cenderung memberikan kesan akrab dan tenang sehingga angka pengukuran tensi lebih rendah dibandingkan pengukuran di rumah sakit.

Namun, jika pengukuran di rumah menghasilkan angka yang tinggi, Amanda menegaskan pasien harus waspada dan menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter.

“Kalau memang care, itu baiknya di-follow up, apakah memang hipertensi ini perlu dikontrol lebih jauh sebelum terjadinya komplikasi yang tidak bisa pulih kembali atau ireversibel,” kata Amanda dalam media briefing "Beat Hypertension" secara virtual, Selasa (17/5).

Untuk mengukur tekanan darah sendiri, Amanda menyarakan agar pasien duduk dalam kondisi tenang dan rileks setidaknya menunggu dua hingga lima menit sebelum menekan alat tensi. Gunakan kursi bersandar agar tubuh semakin rileks. Posisi kaki tidak boleh menggantung atau menyilang, harus menapak di atas lantai.

“Jangan lupa, selama beraktivitas, duduk, berdiri, ngobrol, jalan, itu cenderung menaikkan tensi. Jadi (kalau tidak rileks), takutnya malah memberikan diagnosis tensi berlebihan, padahal sebetulnya bukan. Makanya, tata cara mengukur tensi yang baik dan benar itu harus diperhatikan,” katanya.

Amanda menyarankan agar pengukuran dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu satu jam setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur.

Halaman : 1