Euro "Rebound" dari Ambang Paritas dengan Dolar AS

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Euro rebound pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah meluncur ke level terendah 20 tahun dan mendekati paritas atau keseimbangan terhadap dolar AS karena investor khawatir bahwa krisis energi di kawasan itu akan membawa resesi.

Mata uang tunggal mencapai 1,00005 dolar terhadap greenback, terendah sejak Desember 2002, setelah data menunjukkan sentimen investor Jerman pada Juli jatuh di bawah level pada awal pandemi virus corona karena kekhawatiran energi, kemacetan pasokan dan kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB).

"Sepertinya ini adalah prospek yang sangat suram untuk euro ..., paradigma sub-paritas sangat mungkin terjadi," kata Mazen Issa, ahli strategi valas senior di TD Securities di New York, menambahkan bahwa mata uang tunggal bisa turun ke tingkat 85-90 sen AS.

Issa mengutip kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih jauh dari ECB, dan faktor makro termasuk neraca berjalan Eropa yang memburuk dengan cepat membebani mata uang tunggal.

Dolar diuntungkan dari ekspektasi bahwa bank sentral AS memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga daripada rekan-rekannya, yang menghadapi prospek pertumbuhan yang lebih menantang.

Kekhawatiran bahwa Eropa bisa jatuh ke dalam resesi telah meningkat sejak pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, mulai pemeliharaan tahunan pada Senin (11/7/2022). Pemerintah, pasar, dan perusahaan-perusahaan khawatir penutupan itu mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.

Mata uang tunggal terakhir berada di 1,0045 dolar, setelah memantul dari area 1,0 dolar, yang oleh beberapa analis dikaitkan dengan faktor teknis yang berkaitan dengan aktivitas opsi dan short-covering.

Neil Jones, kepala penjualan mata uang di Mizuho, ??mengatakan pasar telah menjual euro untuk mengantisipasi penembusan di bawah paritas, tetapi "kami tidak mendapatkannya," yang menyebabkan para investor ini membeli kembali mata uang tersebut.

Halaman : 1