Farid Fathoni :  Tokoh IMM, Pejuang Identitas Ikatan

SHARE

Amirsyah Tambunan


CARAPANDANG - Oleh: Amirsyah Tambunan,  Mantan Ketua IMM Cabang Medan (1886-1988)

Farid Fathoni AF telah dipanggil Allah dengan gelar yang dirahmati Allah (almarhum) lahir di pesisir Pantai Utara Tuban 12 Maret 1964 dari orang tua H Achyat dan Fauzyah. Kita doakan allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu. 

Perjungan Farid panggilan akrab di keluarga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Farid menjadi saksi sejarah yang hingga ini menjadi perbincangan yang seolah tak pernah redup. 

Karena Farid telah berhasil menulis buku Kelahiran IMM  yang dipersoalkan,  bukan waktu dan tempat kelahiran IMM di Yogyakarta, tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H.  Akan tetapi persoalan eksistensi identitas IMM yang sejak lahir hingga kini terus menjadi perbincangan sebagai khazanah intelektual di dalam keluarga besar IMM. 

Padahal sejak awal berdirinya IMM  tidak pernah mengalami perubahan tujuan IMM yakni "mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah".  Tujuan Muhammadiyah dapat terwujud melalui salah satu Ortom persyarikatan dengan mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia.

Cita-cita IMM yang luhur menjadi kader yang mempunyai akhlak harus agar melahirkan insan yang bukan sekedar  cerdas, tapi juga benar. Dengan kata lain kader yang benar-benar cerdas sebagai akademisi Islam. 

Bagi saya  peserta Muktamar IMM dari Cabang Medan ketika itu mengenal  Farid 1986 ketika Muktamar  IMM  di Padang. Beliau salah seorang ketua IMM dan perintis berdirinya kembali DPD IMM Jawa Tengah setelah vakuman selama satu dasa warsa secara nasional. Kevakuman IMM telah beliau  jelaskan dalam buku kelahiran IMM yang dipersoalkan hingga saat  ini terus menjadi perbincangan.

Dalam catatan sejarah tahun (1984-1985) Farid dengan dukungan pendiri IMM Djazman Al Kindi berhasil menghidupkan kembali DPD IMM Jateng bersama  M.Yusron , Samino, Abdul Al Hasyer, dkk.

Catatan Farid Wajdi dalam testimoni takziyah virtual  yang dilakukan Kordinator Nasional Fokal IMM (9/5/22) menyatakan bahwa kegigihan, kesungguhan beliau menghidupkan IMM sebagai bentuk tanggung jawab (mas’uliyah)  untuk meneguhkan identitas IMM.  Hal ini ditegaskan dalam takziyah virtual dari berbagai daerah sejumlah 250 orang yang penuh makna dihadiri para senior  alumni IMM Anwar Abbas, Immawan Wahyudi,  Nizam Burhanuddin, Agus Samsudin, Armin Gultom.

Di akhiri Tausiyah dan doa Amirsyah Tambunan, Abdul Mukti dan Din Syamsuddin yang tengah barada di Kota Malang menegaskan sebagai kader IMM Farid  mempunyai karakter, identitas, intelektual yang mempunyai wawasan untuk memperjuangkan IMM sebagai kader umat, kader bangsa sekaligus kader persyarikatan.

Salah satu kesimpulan dalam takziyah tersebut bahwa  Farid  sosok pejuang yang gigih seperti merintis kembali  berdirinya DPD Jawa Tengah. Beliau melakukan safari dari PDM ke PDM yang di daerah nya ada PTM. Berhasil menghidupkan kembali DPD IMM Jateng.

Farid termasuk bagian dari DPP Sementara (S) yang dipimpin oleh Imawan Wahyudi. Farid kemudian masuk dalam jajaran DPP IMM yang dipimpin oleh Nizam Burhanudin (1986-1989 ) hasil Muktamar IMM di Padang.

Farid  tidak sekedar menjadi ketua bidang perkaderan akan tetapi ikut merancang bangun Silabi dan Materi Perkaderan iMM sampai akhir periode bersama dengan Buya Yunahar Ilyas. 

Sebagai saksi sejarah Agus Samsudin dalam takziyah virtual (9/5) mengatakan bahwa Farid bukan saja memiliki gagasan untuk membangkitkan identitas IMM, akan tetapi  gigih memperjungkan ide dan gagasannya untuk membuktikan bahwa identitas IMM harus diperjuangkan lewat wadah ikatan bersama rekan juangnya yang hingga kini  masih bersama kita Firman Noor, Bambang Setiaji,Alfian Mujani dsb diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam Fokal IMMM.

Hemat saya kegigihan beliau patut di contoh  oleh para penerus IMM melalui jargon : Ilmu amaliyah, amal ilmiah untuk meneguhkan kembali identitas IMM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Shohibul Anshor Siregar mantan Ketua DPD IMM Sumut menyampaikan testimoni dalam takziyah Virtual bahwa Farid sebagai salah seorang  tokoh kunci merumuskan silabus perkaderan IMM  dikala itu, karenanya sangat mengusai  kurikulum, silabus dan materi  yang terus di sempurnakan sebagai pedoman Perkaderan IMM hingga kini masih di gunakan untuk melakukan Perkaderan.