Gempa, Kemenpar Pantau Akses Udara dan Laut di Nusa Tenggara Barat

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Menteri Pariwisata Arief Yahya terus menginformasikan perkembangan Akses, Amenitas dan Atraksi (3A) terkait bencana gempa bumi di Lombok dan Bali melalui Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Kemenpar yang merupakan hub informasi ke wisatawan yang terjebak di Lombok.

Dalam keterangan resminya, Senin (6/8) malam, Kemenpar terus berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Poltekpar Lombok, Bali Tourism Hospitality yang sudah berada di lokasi dan bekerja sama dengan instansi, badan penanggulangan dan penanganan bencana untuk mendukung pelayanan kepada wisatawan.

Aksesibilitas menjadi isu yang paling banyak dicari, karena untuk evakuasi dari Lombok, termasuk di Kepulauan Gili (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno) dibutuhkan dua moda transportasi yaitu udara dan laut.

Untuk transportasi laut, KMP Dharma Rucitra 3 dengan kapasitas penumpang 326 dan luas cardeck 685 meter persegi telah diberangkatkan dari Padangbai jam 08.10 dan telah sampai ke Lembar pukul 12.30 WITA.

Selain itu, Kapal Dharma Kencana 3 dengan luas 560 meter persegi dan kapasitas 310 penumpang juga merapat ke Kepulauan Gili.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga terus memantau sampai wisatawan tertangani dan terangkut dari Kepulauan Gili. “Saya terus berkoordinasi dengan Tim Kemenhub di NTB untuk melayani wisatawan di Lombok,” kata Menhub Budi Karya.

Dari jalur udara, Garuda Indonesia juga sudah menyiapkan penerbangan tambahan. GA sudah mengganti dengan wider aircraft untuk 2 penerbangan kemarin, 6 Agustus 2018, dan juga extra 1 flight yang langsung terisi penuh.