Gus Yahya: Masih Banyak Kalangan Memandang Hubungan Antaragama Sebagai Kompetisi Politik

SHARE

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf


CARAPANDANG - Ketua Umum PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf memandang perlu membangun strategi bersama untuk mentransformasikan pola pikir umat beragama.

"Masih banyak kalangan umat beragama yang memandang hubungan antaragama sebagai kompetisi politik sehingga agama diperalat sebagai senjata politik untuk memperebutkan kekuasaan," kata sosok yang akrab disapa Gus Yahya itu dalam keterangannya diterima di Jakarta Kamis (12/5/2022).

Menurut dia, pola pikir tersebut harus diubah karena akan merusak harmoni sosial di antara kelompok agama yang berbeda-beda dan memustahilkan kelompok-kelompok yang berbeda itu hidup berdampingan secara damai.

Hal itu dikatakan Gus Yahya ketika diundang sebagai pembicara utama dalam Forum on Common Values Among Religious Followers (Forum Nilai-Nilai Bersama Umat Beragama) yang diprakarsa Rabithah ‘Alam Islami (Liga Dunia Islam).

Forum itu dihadiri tidak kurang dari 150 orang pemimpin berbagai agama dari seluruh dunia. Selain Ketum PBNU, hadir pula dari Indonesia Hidayat Nur Wahid.

"Bagi saya, ini adalah harapan pribadi yang secara kebetulan dipenuhi oleh Yang Mulia Syaikh Al Issa," kata Ketum PBNU dalam pidatonya sebagai ungkapan terima kasih kepada Sekjen Rabithah ‘Alam Islami Muhammad bin Abdul Karim Al Issa.

Pada tahun lalu, Gus Yahya berpidato dalam International Religious Freedom Summit di Washington, D.C., membicarakan pentingnya mengidentifikasi nilai-nilai yang sudah dipegang bersama sebagai landasan dialog dan kerja sama antaragama.

Halaman : 1