Habibie : Perokok Tidak Akan Masuk Jamkesta Gorontalo

SHARE

Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie menyapa warga (istimewa)


CARAPANDANG.COM - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan perokok tidak akan masuk dalam daftar penerima bantuan Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) yang dibiayai oleh pemerintah provinsi.

Rusli, di Gorontalo, Jumat (27/9/2019), mengatakan ia sudah menugaskan dinas teknis untuk turun mendata ulang penerima bantuan iuran (PBI) yang terintegrasi dengan BPJS itu.

“Kami akan seleksi dan evaluasi kembali para penerima BPJS yang dibiayai oleh provinsi. Tahun depan ada 200.000 orang. Kalau dia perokok dan dibuktikan oleh dokter maka saya coret,” ucapnya.

Ia menjelaskan masih banyak warga miskin yang rela menghabiskan uang belasan hingga puluhan ribu, hanya untuk rokok dalam sehari.

Di sisi lain, katanya, untuk jaminan kesehatan mereka justru tidak mampu.

“Bukan hanya perokok itu, tapi semua keluarganya saya coret. Contohnya satu rumah ada lima orang, suami-istri dan tiga anaknya maka saya coret lima-limanya. Coba bayangkan, rokok termurah katakan delapan ribu. Satu bulan berarti ada Rp240.000. Masa untuk BPJS 42.000 ribu dia nggak mampu?,” katanya.

Rusli tidak gentar dengan kebijakan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap tidak populis.

Bahkan ia berencana akan memberlakukan kebijakan antirokok ini kepada semua penerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo.

Gubernur menyebut ada empat syarat yang harus dipenuhi oleh setiap warga penerima bantuan.

Selain tidak merokok, penerima bantuan tidak minum-minuman keras, mendukung program KB dua anak serta merupakan keluarga pedonor.

“Pokoknya kalau kata dokter ada 'asbak' di paru-parunya, ya kita coret. Saya minta dibuktikan kalau dia perokok atau tidak. Jadi dia harus tidak merokok, tidak miras, keluarga pedonor dan ikut KB,” ujarnya.

Kebijakan ini sebenarnya sudah pernah Rusli wacanakan sekitar tahun 2015, namun Tahun 2020 nanti akan benar-benar diterapkan.

Tim khusus yang beranggotakan dinas teknis, dokter, LSM dan perwakilan mahasiswa akan turun langsung mendata di lapangan.