Harga Emas Menguat 14,5 Dolar, Lonjakan Omicron Angkat Permintaan "Safe-Haven"

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat permintaan logam safe-haven didorong oleh kekhawatiran atas lonjakan kasus varian virus corona Omicron yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global di tengah data ekonomi AS yang mengecewakan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 14,5 dolar AS atau 0,81 persen menjadi ditutup di 1.814,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (3/1/2022), emas berjangka menguat 8,3 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.814,10 dolar AS.

Tahun ini dimulai dengan rekor tertinggi baru untuk pasar ekuitas AS, tetapi karena sulit untuk menentukan apakah kenaikan beruntun ini akan berlanjut, investor sudah mulai kembali ke aset-aset yang aman, kata Ed Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

"Dampak Omicron akan paling terasa di sisi inflasi dan pemulihan ekonomi," tambah Moya.

Wall Street memangkas kenaikan setelah awal yang optimis untuk Tahun Baru karena investor memutar kembali pengambilan risiko setelah data menunjukkan manufaktur AS melambat bulan lalu dan kekhawatiran COVID-19 tetap ada.

Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) melaporkan pada Selasa (4/1/2022) bahwa indeks manufaktur AS turun menjadi 58,7 persen pada Desember 2021 dibandingkan dengan 61,1 persen pada November. Angka tersebut adalah yang terendah sejak 58,7 yang diraih pada Januari 2021.

Pada hari yang sama, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pengusaha-pengusaha AS mencatat 10,6 juta lowongan pekerjaan pada November 2021, turun dari 11,1 juta pada Oktober.

Emas juga menemukan dukungan tambahan karena investor bereaksi terhadap data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins bahwa Amerika Serikat mencatat 1.083.948 kasus infeksi COVID pada Senin (3/1/2022), lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya 486.428 yang ditetapkan empat hari lalu.
 

Halaman : 1