Herlan Aspiudin: Bandara SMB II Jamin Keselamatan Wisatawan Di Tengah Pandemi

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan meminta wisatawan tidak khawatir berkunjung ke Bumi Sriwijaya itu karena Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menjamin keselamatan wisatawan di tengah pandemi COVID-19.

Ketua PHRI Sumsel Herlan Aspiudin mengatakan bahwa Bandara SMB II sebagai pintu masuk utama wisatawan ke Sumsel menjadi andalan dalam memonitor datangnya wisatawan pada masa pandemi COVID-19.

"Dengan penanganan COVID-19 yang sudah mumpuni ini, kami berharap masyarakat tidak takut berwisata ke Sumsel," katanya dalam diskusi Safe Travel Campaign (Safe Airport, Healthy Airport, Hygiene Airport) di Bandara SMB II Palembang, Selasa (18/8).

Menurut dia, kunjungan wisatawan di Sumsel mulai menunjukkan peningkatan dengan indikasi okupansi hotel yang telah mencapai 40 persen sejak relaksasi kegiatan yang diterapkan pemerintah sebulan terakhir.

Meski belum mencapai 50 persen, kata dia, setidaknya okupansi hotel saat ini lebih baik dibandingkan 3 bulan pembatasan sosial yang tercatat selalu di bawah 5 persen.

Menyinggung soal tingkat kunjungan di rumah makan, menurut dia, lebih mengungguli, bahkan hampir kembali pada kondisi normal. Hal ini terlihat dari penuhnya kapasitas restoran dan rumah makan setiap akhir pekan, terutama di Kota Palembang.

Okupansi tersebut saat ini sedang didorong lewat event Sriwijaya Great Sale, mulai 14 Agustus hingga 4 Oktober 2020.

Herlan Aspiudin memprediksi tingkat kunjungan wisatawan bakal meningkat dan secara tidak langsung juga meningkatkan trafik penumpang di Bandara SMB II Palembang.

Executive General Manager Angkasa Pura II Bandara Internasional SMB II Palembang Fahroji mengatakan bahwa trafik kunjungan mulai meningkat sejak pertengahan 2020. Hal ini didorong perpanjangan masa berlaku rapid test selama 14 hari.

"Juni ke Juli ada peningkatan penumpang 7 persen, kemudian Juli ke pertengahan Agustus meningkat lagi 25 persen. Kami yakin trafiknya akan terus meningkat," kata Fahroji.

Fahroji mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai antisipasi guna menghadapi peningkatan trafik, mulai dari perpanjangan jam operasional hingga pemeriksaan penumpang menjadi lebih ketat tetapi lebih mudah dengan pengisian electronic health alert card (e-HAC).

Menurut dia, e-HAC membuat kondisi penumpang terkait dengan COVID-19 lebih mudah dipantau.

Jika terjadi kondisi yang mengarah pada gejala COVID-19, petugas KKP Palembang di bandara dapat bertindak cepat untuk menanganinya.

"Urusan penumpang di bandara tidak serumit yang selama ini dibayangkan karena sebetulnya sama seperti kondisi normal. Bedanya hanya ada rapid test, pengisian e-HAC, dan protokol kesehatan. Itu tidak begitu memakan waktu," katanya menjelaskan.