Ikan Keberuntungan Ini saat Imlek Harganya Capai Rp. 400 Ribu Per Kilo

SHARE

Ikan Dingkis atau Ikan Keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa saat Imlek


CARAPANDANG.COM - Besok, Jumat (16/2/2018) seluruh masyarakat beragama Buddha akan merayakan penyambutan tahun baru atau biasa disebut hari raya Imlek. Dan, saat menyambut Imlek, hampir seluruh masyarakat mulai dari golongan menengah kebawah sampai menengah ke atas sama-sama mengutamakan dan mengharapkan keberuntungan di tahun berikutnya. Dan, selain pengharapan, ada pernak-pernik Imlek yang memang wajib ada saat hari raya Imlek karena dipercaya membawa keberuntungan. Salah satu pernak-pernik Imlek yang membawa keberuntungan adalah ikan Dingkis, ikan pembawa keberuntungan. Saat Imlek, harga ikan ini capai Rp. 400 ribu per kilo, 3 kali lipat dari harga daging.

Di daerah kepulauan, khususnya Provinsi Kepulauan Riau, hampir semua masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha "berburu" ikan ini. Pasalnya, ikan pembawa keberuntungan ini merupakan ikan yang "langka" dan hanya ada pada saat Imlek.

"Ikan ini sebenarnya bukan langka karena sedikit, tapi kondisinya yang langka. Ikan Dingkis ini hanya bertelur disaat menyambut hari raya Imlek. Makanya ikan ini banyak dicari, karena dia bertelur hanya saat Imlek, dipercaya membawa keberuntungan. Dan memang saat sekarang ini harganya sangat mahal, apalagi yang telurnya bagus," kata Biksuni Surya Mula, salah satu Biksu wihara di Tanjungpinang, Kamis (15/2/2018).

Biksuni Surya mengatakan, setiap anggota keluarga merasa wajib mengkonsumsi ikan ini, khususnya telur ikan Dingkis. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, memakan telur ikan Dingkis akan membawa keberuntungan bagi orang yang menyantapnya.

"Keberuntungan itu bisa banyak macam pengertiannya, yang penting sesuatu yang positif,"

Terkait harga, di hari biasa dan dalam kondisi tidak bertelur, ikan ini hanya dihargai Rp. 30 ribu sampai Rp 50 ribu perkilo. Namun, meskipun harganya naik hingga 10 kali lipat, ikan ini tetap laris manis pada saat Imlek. Bahkan banyak pedagang yang membuka lapak "dadakan" demi mendapatkan keuntungan menjual ikan ini.

"Kapan lagi kita dapat keuntungan besar, makanya kami buka lapak di pinggir jalan, biar gampang orang lihat," tutur Andy saat diwawancarai, Kamis (15/2/2018).