Indonesia dan Brazil Jajaki Peluang untuk Perkuat Kerja Sama Ekonomi

SHARE


CARAPANDANG - Indonesia dan Brazil menjajaki peluang untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara dalam sejumlah bidang, termasuk ketahanan energi dan pangan serta investasi peternakan sapi di dalam negeri.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Brazil Mauro Vieira melakukan pertemuan bilateral di Jakarta, Senin.

Dalam pertemuan itu, Retno mengatakan bahwa Brazil adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan investor Amerika Latin terbesar di Indonesia.

Dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan, Retno menyebutkan sejumlah usulan yang diajukan Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara, antara lain mendorong Brazil untuk membuka akses pasar terhadap produk perikanan Indonesia dan mengembangkan bersama produksi vaksin untuk penyakit hewan.

Retno juga berharap Brazil untuk menjalin kerja sama pada bidang energi terbarukan, termasuk pengembangan etanol dan penanaman tebu serta kolaborasi riset dalam meningkatkan produksi biofuel.

“Saya ingin menekankan bahwa ketahanan energi dan pangan harus menjadi prioritas hubungan bilateral kedua negara,” katanya.

Sementara itu, Menlu Vieira mengatakan bahwa Indonesia dan Brazil sepakat untuk meluncurkan kembali kemitraan strategis kedua negara dengan mengadopsi rencana aksi yang akan dilaksanakan selama tiga tahun ke depan.

Rencana aksi terbaru, kata dia, akan menjadi pedoman kerja sama bilateral Indonesia dan Brazil pada sejumlah bidang seperti perdagangan dan investasi, energi terbarukan, pembangunan berkelanjutan, ilmu kesehatan, teknologi dan inovasi.

“Saya menekankan minat Brazil dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia,” katanya.

Menurut data dari Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan Indonesia dan Brazil pada 2022 mencapai 5,38 miliar dolar AS, dengan komposisi ekspor Indonesia ke Brazil sebesar 1,48 miliar dolar AS dan impor sebesar 3,90 miliar dolar AS.

Ekspor utama Indonesia ke Brazil, antara lain karet alam dan produk karet, benang tekstil polyester, kakao, minyak kelapa sawit, tembaga dan suku cadang mobil.

Sedangkan impor utama dari Brazil, antara lain biji besi, kedelai, pulp, kapas, gula tebu, tembakau, suku cadang kendaraan bermotor, lem kayu dan kulit

Indonesia dan Brazil menjajaki peluang untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara dalam sejumlah bidang, termasuk ketahanan energi dan pangan serta investasi peternakan sapi di dalam negeri.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Brazil Mauro Vieira melakukan pertemuan bilateral di Jakarta, Senin.

Dalam pertemuan itu, Retno mengatakan bahwa Brazil adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan investor Amerika Latin terbesar di Indonesia.

Dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan, Retno menyebutkan sejumlah usulan yang diajukan Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara, antara lain mendorong Brazil untuk membuka akses pasar terhadap produk perikanan Indonesia dan mengembangkan bersama produksi vaksin untuk penyakit hewan.

Retno juga berharap Brazil untuk menjalin kerja sama pada bidang energi terbarukan, termasuk pengembangan etanol dan penanaman tebu serta kolaborasi riset dalam meningkatkan produksi biofuel.

“Saya ingin menekankan bahwa ketahanan energi dan pangan harus menjadi prioritas hubungan bilateral kedua negara,” katanya.

Sementara itu, Menlu Vieira mengatakan bahwa Indonesia dan Brazil sepakat untuk meluncurkan kembali kemitraan strategis kedua negara dengan mengadopsi rencana aksi yang akan dilaksanakan selama tiga tahun ke depan.

Rencana aksi terbaru, kata dia, akan menjadi pedoman kerja sama bilateral Indonesia dan Brazil pada sejumlah bidang seperti perdagangan dan investasi, energi terbarukan, pembangunan berkelanjutan, ilmu kesehatan, teknologi dan inovasi.

“Saya menekankan minat Brazil dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia,” katanya.

Menurut data dari Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan Indonesia dan Brazil pada 2022 mencapai 5,38 miliar dolar AS, dengan komposisi ekspor Indonesia ke Brazil sebesar 1,48 miliar dolar AS dan impor sebesar 3,90 miliar dolar AS.

Ekspor utama Indonesia ke Brazil, antara lain karet alam dan produk karet, benang tekstil polyester, kakao, minyak kelapa sawit, tembaga dan suku cadang mobil.

Sedangkan impor utama dari Brazil, antara lain biji besi, kedelai, pulp, kapas, gula tebu, tembakau, suku cadang kendaraan bermotor, lem kayu dan kulit.