Indonesia Lakukan Penjajakan dengan AS Terkait Kerja Sama Pemagangan

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Indonesia lewat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi Amerika Serikat untuk membahas kerja sama terkait pemagangan yang dilakukan di sela-sela pertemuan kedua Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 (Employment Working Group/EWG) G20 di Yogyakarta.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Hindun Anisah, mengatakan Amerika Serikat tengah membuka 11 juta lowongan kerja dan mengembangkan program pemagangan guna memberikan pengalaman kerja bagi tenaga kerja muda.

"Pada pertemuan tadi, kita jajaki apakah ada peluang untuk menerima pemagangan dari Indonesia. Pemagangan ini kan bagus. Karena selain belajar ke Amerika Serikat yang notabene secara keterampilan para pekerja di sana lebih bagus," tutur Hindun.

Menurut dia budaya kerja di Amerika Serikat mirip dengan Jepang yaitu gigih. Berdasarkan pengalaman program pemagangan di Jepang, peserta pemagangan dari Indonesia selain mendapatkan manfaat belajar hard skill, juga mengambil manfaat budaya kerjanya.

Dia mengharapkan kerja sama dengan Amerika Serikat juga memberikan dampak yang sama, di mana kemampuan yang didapat tidak hanya terkait teknis tapi juga soft skill.

Jika kerja sama terkait pemagangan itu terwujud, katanya, nantinya peserta magang berkesempatan untuk mengisi 11 juta lowongan kerja yang ada di Amerika Serikat.

"Mudah-mudahan setelah magang di sana dan kualifikasi yang dipersyaratkan bekerja di sana terpenuhi, mudah-mudahan pekerja kita bisa mengisi 11 juta lowongan kerja yang ada di sana," katanya.

Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dan Amerika Serikat juga membahas pengembangan kemampuan untuk mediator.

Dia mengatakan di masa pandemi banyak terjadi perselisihan hubungan industrial mediator Indonesia memiliki kemampuan regulasi. Tapi masih ada kelemahan dalam hal teknis mediasi, seperti komunikasi dan negosiasi.

"Ini kita kalau bisa kerja sama untuk mengembangkan capacity building untuk teknik negosiasi dan komunikasi," demikian Hindun Anisah.