Upaya Merampungkan Vaksinasi Dalam 1 Tahun

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gusnadi Sadikin mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 ditargetkan dapat selesai dan dapat diberikan ke 181 juta masyarakat Indonesia dalam waktu 15 bulan.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan "tantangan" untuk dapat menyelesaikan program pemberian vaksin COVID-19 dapat selesai dalam waktu setahun atau 12 bulan.

"Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari seluruh teman-teman untuk melakukan hal ini," kata kata Budi dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (6/1/2021).

Budi mengungkapkan bahwa sebanyak 1,2 juta vaksin COVID-19 sudah mulai dikirimkan ke 34 provinsi pada Minggu malam.

"Kami harapkan vaksin yang dikirim bertahap mulai tanggal 3, tanggal 4, dan tanggal 5, bisa selesai didistribusikan paling lambat tanggal 7 Januari, di 34 provinsi seluruh Indonesia," kata Budi.

Dia melanjutkan bahwa mereka masih menunggu persetujuan izin penggunaan darurat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sebelum akan memulai penyuntikkan vaksin covid-19 di pekan kedua bulan Januari 2021.

aPada kesempatan tersebut, fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit, juga diminta untuk melakukan dua hal yang terkait dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

"Yang pertama adalah untuk seluruh puskesmas, rumah sakit, dan klinik, tolong segera mendaftar ke aplikasi P-Care-nya BPJS, tolong dikomunikasikan terus ke mereka untuk mendaftarkan," katanya.

Dia menyebut, jika faskes belum melakukan pendaftaran P-Care BPJS Kesehatan, akan terjadi kesulitan dalam pelayanan vaksinasi, terutama untuk mencatat dan menangani apabila ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Selain itu, Budi juga meminta agar puskesmas, klinik, dan rumah sakit, yang kekurangan lemari es atau pendingin untuk vaksin COVID-19 segera melapor.

"Kalau misalnya ada fasilitas lemari es atau pendingin yang kurang untuk menyimpan vaksin, tolong segera mengontak dinas kesehatan terdekat, tolong kontak Kementerian Kesehatan yang terdekat," kata Budi.

"Kalau perlu juga bisa dikirim ke Twitter sama Instagram atau Facebook saya supaya kami bisa cepat menangani," kata mantan Wakil Menteri BUMN itu.