Kata Epidemiolog Tentang PTM Terbatas

SHARE

PTM Terbatas (Ditjen GTK)


CARAPANDANG.COM - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas harus dipersiapkan dengan matang berikut dengan skenario antisipasi jika ditemukan kasus positif COVID-19 di sekolah.

“Begitu kita mulai PTM maka kita mulai dengan pelan dan tidak boleh terputus begitu ditemukan kasus positif COVID-19 di sekolah. Kita harus punya skenario yang mana pembelajaran harus terus berjalan,” ujar Pandu di Jakarta, Senin.

Hal itu merupakan tantangan yang besar, tetapi bukan berarti tidak bisa diterapkan. Oleh karena itu, pemangku kepentingan pendidikan tidak hanya menjadikan urusan pendidikan sebagai urusan mereka saja. Akan tetapi urusan seluruh lapisan masyarakat. Dia menjelaskan dalam PTM terbatas, tidak bisa seperti dulu lagi. Kemendikbud hendaknya membuat kurikulum yang dipakai dua hingga tiga tahun ke depan atau selama pandemi berlangsung.

"Kurikulum yang hibrid, yang mana PTM hanya berlangsung dua kali dalam sepekan dan sisanya pendidikan jarak jauh (PJJ),” kata dia.

Pandu menjelaskan dalam PTM terbatas, yang perlu disiapkan adalah kesiapan dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang menjembatani sekolah dan dinas kesehatan daerah.

“Jika sebelumnya UKS berperan dalam mewujudkan sekolah yang sehat, tetapi sekarang tugasnya bertambah yakni mewujudkan sekolah yang sehat dan juga aman. Sekolah harus melakukan revitalisasi peran dari UKS,” kata dia lagi.

Dalam pelaksanaan PTM terbatas, yang perlu diperhatikan adalah testing. Testing harus rutin dilakukan agar warga sekolah aman dari COVID-19.