Kemenag Berharap Idealisme Pers Terus Terjaga

SHARE

Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag M. Fuad Nasar


CARAPANDANG - Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag M. Fuad Nasar mengatakan bahwa salah satu peranan strategis pers di Indonesia adalah sebagai pilar demokrasi, terutama kaitannya dengan kontrol sosial, yakni  mendidik rakyat agar tahu hak, tugas dan kewajiban bernegara.

"Selamat Hari Pers Nasional 9 Februari 2022. Semoga rahmat dan perlindungan Tuhan yang Maha Esa menyertai segenap insan pers Indonesia, baik jurnalis media maupun jurnalis independen, dan kita semua di hari-hari yang akan datang," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (9/2). 

Pada peringatan Hari Pers Nasional ini dia menyebut ada sejumlah peranan strategis pers di Indonesia. Pertama, sejak masa penjajahan, pers telah berperan sebagai corong perjuangan dalam merintis, merebut, membela, dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan tanah air dari penjajahan bangsa asing.

Selanjutnya, peran kedua, pers  telah berperan menyajikan gagasan, informasi, dan menebar inspirasi untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa. 

"Pers juga berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945." imbuhnya. 

Selanjutnya, dia menuturkan, karena Indonesia bangsa yang agamis, maka peranan pers lainnya adalah sebagai media untuk meningkatkan kualitas iman, takwa, dan akhlak mulia dalam kehidupan masyarakat serta menjaga sendi-sendi moralitas bangsa.

Selain itu, ia menggarisbawahi, idealisme pers yang terbentuk sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai saat ini di era digital, mengamanatkan agar insan pers selalu menghayati dan mengamplifikasi nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam masyarakat.

"Idealisme pers yang terus pro menyuarakan kebenaran, tidak boleh larut dalam apa yang diistilahkan sebagai 'ownership' bias dan 'intervention' kepentingan pemilik modal dan sebagainya, yang bertentangan dengan idealisme dan kode etik jurnalistik," kata M. Fuad Nasar.Â