Ketua Bamusi: Penceramah Agama Harus Jadi Tuntunan Kebaikan

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM - Setiap penceramah agama harus hati-hati dalam memilih diksi atau kalimat yang hendak disampaikan kepada para jamaah. Sehingga apa yang disampaikan menjadi energi positif yang mampu menggerakkan ke arah kebaikan.

Demikian disampaikan Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Faozan Amar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (17/11). 

Faozan mengatakan hal tersebut untuk menanggapi ceramah Imam Besar Habib Rizieq saat acara Maulid Nabi Muhammad pada Sabtu lalu (14/11). Pada acara yang dirangkai dengan pernikahan anaknya itu, Habib Rizieq berulang kali menyebut kata “lont*”.

Menurut Faozan diksi tersebut tidak tepat diucapkan. Penceramah harus pandai dalam memilih dan menggunakan diksi yang baik dan benar. Jangan sampai diksi yang keluar berkonotasi buruk dan membawa efek tidak baik bagi jamaah, khususnya anak-anak yang ikut dalam jamaah.

“Sebab ceramah juga harus menjadi tuntunan kebaikan, bukan malah mempertontonkan hal-hal yang tidak patut. Apalagi jika dilakukan oleh tokoh agama,” ujarnya.

Dia juga mengajak para penceramah untuk sadar bahwa pandemi Covid-19 belum usai.  “Jadi mari kita bersama-sama mentaati protokol kesehatan, menjaga ucapan dan perbuatan dari hal-hal yang dapat menambah berat kehidupan masyarakat. Seraya berdoa untuk kebaikan semua agar wabah segera berlalu, sehingga kehidupan kembali normal,” ujar Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah itu.