Ketua Komnas Disabilitas Apresiasi UPI Bandung Beri Akomodasi yang Layak Bagi Peserta UTBK Disabel

SHARE

Ketua Komnas Disabilitas, Dante Rigmalia


CARAPANDANG -  Komisi Nasional (Komnas) Disabilitas mengapresiasi pihak perguruan tinggi UPI atas respon cepat himbauan dari Komnas Disabilitas kepada Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yakni  dengan memberikan akomodasi yang layak bagi peserta ujian dengan kondisi disabilitas yang dilaksanakan pada Kamis 19 Mei 2022. 

Sehari sebelumnya, pada Rabu 18 Mei, Komisi Nasional Disabilitas menanggapi pengaduan pada kanal DiTA (Disabilitas Tanah Air) 143 dimana salah seorang peserta Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) atas nama Fauzan Akbar Sukandar Putra dengan nomor Peserta: 122-334- 05-0194 yang merupakan seorang Penyandang Disabilitas Netra (Low Vision) mendapatkan perlakuan diskriminasi dalam mengikuti UTBK-SMPTN dari pihak LTMPT secara khusus dalam menyediakan fasilitas ujian bagi Penyandang Disabilitas. 

Dalam pernyataanya, Fauzan Akbar mengatakan, berdasarkan apa yang dalaminya dari tahun 2020 dan tahun 2022 pada pelaksanaan UTBK yang dilaksanakan oleh LTMPT Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia belum menjawab kegelisahan dengan memberikan akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas seperti yang dialami oleh Fauzan Akbar dengan kondisi Disabilitas Netra (Low Vision) yang membutuhkan alat bantu khusus berupa aplikasi pembesaran huruf pada layar komputer. 

Terkait aduan dan masukan dari Komnas Disabilitas kepada LTMPT, pihak UPI Bandung kemudian mengambil langkah baik dengan memberikan akomodasi yang layak kepada peserta disabilitas.

Ketua Komnas Disabilitas, Dante Rigmalia memberikan apresiasi kepada pihak kampus UPI atas niat baik dengan mengakomodir harapan dari Komnas Disabilitas juga Fauzan yang merupakan peserta ujian. 

"Kami mengapresiasi upaya pemberian akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas termasuk penyandang disabilitas low vision yang mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi di kampus UPI dengan baik," ungkap Dante, Jumat (20/05/2022) 

Selain itu, Komnas Disabilitas mengharapkan agar pihak LTMPT mengevaluasi sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru, khususnya calon mahasiswa baru penyandang disabilitas yang memiliki ragam disabilitas yang berbeda-beda. 

Menurut Dante, hal ini penting, sehingga kebutuhan akomodasi yang layak seharusnya disesuaikan ragam kebutuhan khusus yang dimiliki oleh mereka. 

"Komnas disabilitas (KND) tentunya bersedia berkolaborasi dengan LTMPT untuk meningkatkan layanan bagi penyandang disabilitas, sehingga tujuan kita untuk pemenuhan hak pendidikan penyandang disabilitas dapat dicapai bersama secepatnya." ujarnya. 

Dikatakan Dante, dari aduan yang masuk ke DITA 143 ini, tambahnya, kita menyadari  bahwa evaluasi terhadap pemenuhan akomodasi yang layak terhadap penyandang disabilitas harus dilakukan secara berkelanjutan dengan terus menerus mengidentifikasi kebutuhan peserta seleksi masuk perguruan tinggi. 

"Penyandang Disabilitas juga memiliki hak untuk menikmati pendidikan di perguruan tinggi sama dengan warga negara lainnya." tegas Ketua Komnas Disabilitas tersebut. 

Sementara, pihak UPI mengatakan, segala upaya dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi peserta ujian. Selain pendamping, disediakan juga layar besar. Aplikasi untuk difabel juga memungkinkan zoom sampai dengan 500%. 

"Peserta disabilitas tuna netra langsung didampingi oleh pendamping dari Departemen PKH UPI sejak masuk lokasi dan ruang ujian." ungkap salah satu pihak UPI yang tidak disebutkan namanya.

Selain itu,  tiap dua peserta didampingi 1 Pendamping. "Fauzan, peserta disabilitas low vision, siap mengerjakan soal ujian. Aplikasi bisa diperbesar 500%, dan Fauzan menyatakan siap," katanya.

Kesempatan yang sama, Rido Ahmad Gumilar selaku pendamping dari Fauzan menerangkan, pelaksanaan UTBK dilaksanakan sesuai dengan jadwal. 

"Selama pelaksanaan kami (red: pendamping) stand by di lokasi ujian. Setelah pelaksanaan kami melakukan wawancara untuk mereview pelaksanaan UTBK. Fauzan mendapatkan akomodasi alat bantu khusus dengan diberikan pembesaran layar (500%) yang ditempatkan di ruangan khusus terpisah dari peserta disabilitas lainnya."  terang Rido.

Dirinya turut mengapresiasi Komnas Disabilitas dengan respon yang cepat kepada pihak LTMPT sehingga Fauzan dapat mengikuti ujian dengan diberikan kemudahan dan akomodasi yang layak. "Saya mengucapkan terima kasih atas peran aktif serta kinerja yang baik dari Komnas Disabilitas dalam pengaduan ini." pungkasnya.