KND dan KWI Kolaborasi Cegah Stigma Negatif Terhadap Penyandang Disabilitas 

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) menggelar audiensi bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWl) di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat,  Jumat, (04/02).  Pertemuan KND dengan KWI merupakan pertemuan pertama sejak KND dilantik oleh Presiden Jokowi pada Desember tahun lalu. 

Dalam audiensi tersebut, Ketua KND Dante Rigmalia bersama 5 orang anggotanya disambut langsung oleh Ketua KWI, Kardinal Ignatius Suharyo didampingi oleh Romo Siswantoko dan Romo Eko Indiantono. 

Kardinal Ignatius Suharyo dalam sambutannya menyambut baik apa yang menjadi visi dan misi KND terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. 

"Kami sangat berterima kasih kepada KND atas kesempatan mulia ini. Tentu dengan pertemuan ini, kita saling meneguhkan dalam menjawab apa yang menjadi harapan kita bersama terhadap isu-isu disabilitas," ungkap Kardinal. 

Kardinal Ignatius Suharyo turut membagi cerita perjalanan KWI sejak pertama kali berdiri pada tahun 1924 dengan berbagai proses dan dinamika yang dihadapi hingga hari ini. 

"KWI akan terus berupaya terus terlibat membangun masa depan Indonesia. Lima tahun lalu kami mencoba mendalami dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan ajaran sosial gereja (ASG) di dalam hidup berbangsa dan bernegara," katanya. 

Dalam mewujudkan hal ini, kata Kardinal Ignatius Suharyo, pada tahun ini, KWI menjadikan lima isu utama yang menjadi konsentrasi dan program-program KWI 

"Tahun ini adalah hormat terhadap martabat manusia, kedua, mengusahakan kebaikan bersama, ketiga, solidaritas, keempat, perhatian lebih tehadap saudara/i yang kurang beruntung dan kelima merawat alam ciptaan." terang Kardinal Ignatius Suharyo. 

Menurut Kardinal, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)  pada tahun konsentrasi isunya adalah menghormati martabat manusia. 

"Saya yakin, bahwa tahun demi tahun, kesadaran untuk menghormati kaum disabilitas semakin tinggi di kalangan gereja katolik. Seperti di Jakarta, akses masuk gereja untuk penyandang disabilitas sudah tersedia, bahkan di dalam gereja, ada tempat khusus paling depan untuk disabilitas,"katanya. 

Ia menilai, hal ini adalah tanda-tanda gereja Katolik mulai sadar dan meminimalisasi stigma negatif terhadap penyandang disabilitas. 

"KWI akan siap bergerak dan berkolaborasi bersama KND untuk memberikan yang terbaik bagi para penyandang disabilitas, tentu ini juga merupakan apa yang menjadi konsentrasi dan program dari KWI," ujarnya. 

Kesempatan yang sama, Ketua KND Dante Rigmalia mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dijalankan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk menempatkan penyandang disabilitas sebagai manusia yang setara. 

Dante menegaskan bahwa penyandang disabilitas adalah warga bangsa yang perlu dihargai martabatnya. Namun, sikap diskriminasi terhadap disabilitas masih sangat melekat. 

"Maka hal inilah yang mendorong KND untuk berkolaborasi bersama organisasi keagamaan seperti hari ini kami datang bertemu dengan  KWI untuk bersama bergerak membangun kepedulian dan pemenuhan hak penyandang disabilitas," kata Dante. 

Dikatakan Dante bahwa organisasi keagamaan seperti KWI memiliki potensi yang sangat besar untuk menghilangkan pandangan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.  Yang berikut adalah mendorong keteraksesan peribadatan yang ramah disabilitas.  Aksesibilitas pada berbagai layanan keagamaan misalnya RS, sekolah berbasis keagamaan.  

Selain itu, lanjutnya, kesepahaman tentang peran dan fungsi strategis agar menghilangkan stigma negatif, Kami juga mendorong KWI untuk berkolaborasi untuk sosialiasi dan edukasi terkait penyandang disabilitas.

"Tentu KND tidak bekerja sendirian, tetapi kami butuh kolaborasi dengan KWI untuk mencapai harapan bersama yakni membangun kesadaran kolektif bahwa para penyandang disabilitas memiliki kesamaan hak dan martabat sebagai manusia," tutupnya.