Komnas Disabilitas Ajak lTDRI Telkom Dukung Inovasi Digital Berbasis Kebutuhan Disabilitas

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) menggelar pertemuan bersama dengan SGM Telkom CorpU & Chairman of ITDRI Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute, Jemy V. Confido di gedung Telkom Corporate University, Bandung, Jawa Barat. Jumat, (18/3/2022) 

Anggota Komnas Disabilitas yang hadir dalam agenda tersebut yakni, Eka Prastama, Kikin Tarigan dan Jonna Damanik. 

Disampaikan Eka Prastama yang juga alumni Telkom University, bahwa pertemuan ini merupakan langkah strategis menjalin kerjasama dan kolaborasi di bidang riset dan inovasi yang dimotori oleh ITDRI dalam konteks teknologi digital yang dapat membantu para penyandang disabilitas. 

Pertemuan ini membuka ruang kolaborasi riset digital dan telekomunikasi dengan isu disabilitas antara Komnas Disabilitas dengan Telkom CorpU / ITDRI.

"Komitmen ke depan antara lain pengembangan innovation center utk exploration and experience research & innovation disabilitas, support riset level H1, akselerasi tersedianya alat bantu lokal berbasis IT seperti PDA dll. Gap affordability dan availability alat bantu anak disabilitas misalnya masih besar bahkan tidak tersedia di lokal, padahal resources industri dan SDM di Indonesia sangat tersedia," katanya dalam keterangan persnya, Sabtu (19/3). 

Terkait hal ini, Chairman of ITDRI, Jemy V Confido mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kolaborasi ke depan antara Komnas Disabilitas dengan PT Telkom Indonesia melalui ITDRI.

Dirinya mengungkapkan, gedung Inovation Center yang sedang dalam pembangunan untuk meningkatkan riset dan inovasi oleh pihaknya juga sejalan dengan semangat yang diharapkan oleh Komnas Disabilitas. 

"Kami berharap, ke depannya dapat melahirkan riset dan inovasi digital yang dapat mengakomodir kebutuhan para penyandang disabilitas," ujarnya. 

Hal ini menurut Jemy, pihaknya memulai dengan langkah sederhana. Seperti ketersediaan akses ramah disabilitas di dalam kompleks tersebut. 

Di lain hal, katanya, secara ide sudah ada, tapi secara implementasi masih membutuhkan tantangan agar bisa dibangun kesamaan persepsi antara BUMN untuk keterkaitan aksesibilitas penyandang disabilitas. 

Di sisi lain, lanjutnya, ada hambatan dalam regulasi, seperti UU Perlindungan Data pribadi yang masih mandek. Sehingga apa yang menjadi kegelisahan Komnas Disabilitas agar dapat memiliki data terintegrasi para penyandang disabilitas masih sulit dilakukan. 

"Kami berharap, gedung Inovation Center yang sedang dibangun dan dalam tahap penyelesaian ini, teman-teman disabilitas yang memiliki motivasi dalam aspek inovasi dan riset mereka bisa bergabung untuk memberikan sebuah inovasi dan ide terkait apa yang penyandang disabilitas butuhkan." ujarnya.

Hal ini dinilainya lebih konkrit karena tepat sasaran yang menyasar pada apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas. 

Sementara, anggota Komnas Disabilitas Kikin Tarigan berharap agar riset dan inovasi yang dilakukan oleh ITDRI dapat mengembangkan program-program yang dapat diakses dan menjangkau kebutuhan disabilitas. 

"Contoh program, pelatihan-pelatihan skill dengan Telkom. Yang kami butuhkan adalah pelatihan IT untuk teman-teman disabilitas, selain itu kami juga berharap dikembangkan alat bantu komunikasi seperti tablet/gadget yang dikhususkan untuk para penyandang disabilitas." harapnya. 

Selain itu, tambahnya, IDTRI juga bisa berkolaborasi dengan sekolah-sekolah disabilitas maupun komunitas-komunitas disabilitas. 

"Hal ini juga tentu membutuhkan kerjasama dengan Telkom Innovation Center. Sehingga konsentrasi bisa juga diarahkan kepada riset dan inovasi digital yang menyasar pada kebutuhan disabilitas." ujar Kikin.

Jonna Damanik melihat kolaborasi ini sangat strategis dan sustainable terkait tugas Komnas Disabilitas melakukan advokasi kepada berbagai pemangku kepentingan potensial dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas.