Lagi, Twitter Donald Trump Dibatasi

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Sejak hari Pemilihan Presiden Amerika, sedikitnya tujuh tweet Donald Trump diduga oleh Twitter mengandung informasi yang keliru atau menyesatkan.

Platform itu menjadi salah satu media sosial yang dimanfaatkan Donald Trump untuk berkampanye. Tak jarang sebelum masa pemilihan, dia memanfaatkan Twitter untuk merespon berbagai isu yang terjadi di dunia.

Namun begitu, sejak hari pemilihan Presiden AS pada 4 November, Twitter memperketat penyebaran informasi yang dinilai dapat diperdebatkan atau bahkan mengandung kabar yang keliru.

"Sebagian atau semua konten yang disebarkan dalam Tweet ini diperdebatkan dan mungkin memberikan informasi menyesatkan tentang cara berpartisipasi dalam pemilu atau proses kemasyarakatan lainnya," tulis Twitter di salah satu unggahan Trump, Jumat (6/11/2020).

Twitter tak menghapus unggahan yang disebarkan Trump, namun hanya menutup beberapa tweet. Pengguna harus menekan ke arah peringatan untuk melihat kalimat yang disampaikan Presiden AS itu.

Berikut beberapa tweet Trump yang dinilai dapat diperdebatkan publik atau mengandung informasi menyesatkan:

"Hentikan penipuan," kicau Trump pada Kamis (6/11/2020) waktu Amerika atau Jumat (7/11/2020) dini hari waktu Indonesia.

"Semua negara yang baru-baru ini diklaim Biden akan secara hukum kami tantang terkait penipuan pemilih dan penipuan dalam pemilihan umum. Banyak buktinya, lihat saja media. Kita akan menang. America First." tulisnya, Rabu (5/11/2020) waktu AS.



"Suara apapun yang datang setelah hari pemilihan tidak akan dihitung."

"Ada sejumlah surat suara yang dibuang secara diam-diam seperti yang dilaporkan secara luas."

"Mereka bekerja keras untuk menghilangkan 500.000 keuntungan suara di Pennsylvania. ASAP. Begitu pula di Michigan dan lainnya," cuitnya.

"Tadi malam saya memimpin perolehan suara, bahkan dengan kokoh di banyak negara bagian utama dalam hampir semua yang dijalankan dan dikontrol Demokrat. Kemudian satu per satu mulai hilang secara ajaib keunggulannya saat isi dalam kotak suara dihitung. Sangat Aneh. Dan lembaga survei salah total dan historis," tulisnya.

"Suara Kami naik besar. Tetapi mereka mencoba mencuri curang dalam pemilu. Kami tidak akan pernah membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelah polling ditutup," kicaunya saat hari pertama pemilihan.



Sementara itu, Tim kampanye Donald Trump akan menggugat negara bagian Nevada setelah gagal menggugat di Georgia dan Michigan pada Kamis (5/11/2020), di tengah pertarungan ketat Pilpres AS 2020 melawan Joe Biden.

Tim kampanye Trump menyebut ada penyimpangan pemungutan suara di Nevada.

Menurut Reuters, Kamis (5/11/2020), dalam kasus Georgia, tim kampanye Trump menuduh 53 surat suara yang datang terlambat dicampur dengan surat suara yang datang tepat waktu.

Di Michigan, mereka berusaha untuk menghentikan penghitungan suara dan mendapatkan akses yang lebih besar ke proses tabulasi.

Hakim negara bagian membatalkan kedua gugatan tersebut pada hari Kamis (5/11/2020).

"Tidak ada bukti bahwa surat suara yang dipermasalahkan tidak sah," kata Hakim James Bass, seorang hakim pengadilan tinggi di Georgia.

Dalam kasus Michigan, Hakim Cynthia Stephens mengatakan dia tidak memiliki dasar untuk menemukan ada pelanggaran serupa.

Sekutu Trump menuduh bahwa telah terjadi penyimpangan pemungutan suara di Clark County yang padat penduduk di Nevada, yang mencakup Las Vegas. Seorang juru bicara kampanye Trump tidak menanggapi tentang putusan Michigan dan Georgia.