Ma'ruf Amin: Al Quran Jangan Hanya Jadi Jargon yang Kehilangan Makna

SHARE

Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin saat menghadiri pembukaan Pekan Tilawatil Qur’an (PTQ) ke 52 Radio Republik Indonesia (RRI) tingkat nasional di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah (istimewa)


CARAPANDANG - Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin meminta seluruh umat Islam di Indonesia untuk memahami isi Al Quran secara utuh, yang merupakan petunjuk bagi seluruh manusia dan buku panduan (manual book) bagi tatanan kehidupan manusia.

“Al Quran jangan hanya menjadi jargon yang kehilangan makna. Dan umat Islam harus memahami isi Al Quran secara utuh,” kata Ma’ruf Amin saat membuka Pekan Tilawatil Quran (PTQ) ke 52 RRI tingkat nasional di Aceh Tengah, Rabu (13/4/2022).

Maka untuk memahami isi Al Quran, lanjut Wapres, dibutuhkan bimbingan dan tuntunan dari para ulama, karena ulama yang memiliki kemampuan dalam bidang tersebut.

Ia menjelaskan sebagai pewaris kitab suci ini, maka semestinya umat Islam kembali kepada AL Quran sebagai manual book dalam menghadapi segala persoalan dan tantangan.

Al Quran tidak hanya mengajarkan tentang ibadah, tetapi juga mengajarkan tata pergaulan antar manusia melalui sikap yang terpuji.

Oleh karena itu, menurut Wapres, jika memahami isi Al Quran yang benar dan mengamalkan dengan konsisten, maka tidak ada lagi praktek adu domba, memproduksi dan menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, maupun praktek tidak baik lain, karena hal itu dilarang oleh Al Quran.

“Generasi para pencinta Al Quran harus dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan menghadirkan teladan yang baik. Termasuk menjaga persaudaraan dan persatuan karena akan membawa kemaslahatan bagi kehidupan bangsa,” katanya.

Sebagai manual book, lanjut Ma’ruf Amin, Al Quran juga memberi tuntunan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Ayat pertama dalam Al Quran yaitu Iqra bismi rabbik bukan hanya mengandung arti membaca tapi juga melakukan penelitian, riset dan perenungan yang lebih mendalam lainnya.

Al Quran juga mengandung ajaran prinsip ekonomi. Mulai dari nilai kejujuran, pemerataan, keadilan, larangan membuat zalim, riba, mengambil hak orang lain secara tidak sah dan lain-lain.

Bahkan Al Quran juga memerintahkan kita untuk memakmurkan bumi. Perintah untuk memakmurkan bumi, adalah kuncinya melalui upaya pengembangan ekonomi baik pertanian, industri, maupun pertambangan, katanya.