Mengenang Masa Keemasan Komik Indonesia

SHARE

Komik Indonesia (kaori nusantara)


CARAPANDANG.COM - Indonesia pernah mengalami era keemasan komik pada tahun 1968-1973 seperti dituturkan oleh Djair Warni. Era keemasan tersebut ditandai dengan apresiasi dari penggemar serta menggelembungnya finansial para komikus. Dari sisi penggemar, Djair Warni mendapati begitu banyak surat penggemar, sehingga dirinya mengalami kewalahan dalam menjawab surat penggemar. Apresiasi positif dari penggemar begitu kuat dengan menanyakan edisi berikutnya serta sanjungan terhadap karya dari Djair Warni. Kalaupun ada pertanyaan iseng berkisar pada penggambaran misalnya kenapa pohonnya kok tidak ada buahnya, ataupun baju dari para tokoh.

Era keemasan komik Indonesia tersebut diistilahkan oleh Djair bahwa para komikus seperti artis di era sekarang. Selain termasyhur, sisi finansial para komikus juga dapat menjadi sandaran hidup. Sebagai ilustrasi Djair Warni untuk menikah plus bulan madu dan segala macamnya hanya membutuhkan menghasilkan 1 jilid karyanya yang berjudul Si Tolol (64 halaman).

Sedangkan Hans Jaladra sebagai komikus yang karyanya laris, berapa kiranya ia dibayar? Menurut Hans, penerbit pernah membayar 1 naskah komik (64 halaman) dengan harga 1 ons emas.