Mengukur Peluang IOH Menjadi Operator Terbesar Di Indonesia

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Penggabungan PT Indosat Ooredoo dan PT Hutchison Tri Indonesia (3) menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) yang efektif berlaku pada 4 Januari 2022 dinilai menjadi momentum bagi operator telekomunikasi di Tanah Air agar lebih sehat dan efisien dalam membangun insfrastruktur untuk mencapai agenda transformasi digital Indonesia.

Sepanjang tahun 2021, isu penggabungan Indosat dan Tri cukup menjadi sorotan publik dan para investor, pasalnya di tengah pandemi COVID-19 aksi merger akhirnya tuntas dengan nilai transaksi mencapai 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 86 triliun (kurs Rp 14.333).

Dengan merger ini IOH digadang-gadang menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan berbagai kelebihan dan inovasi yang akan dikembangkan.

“Konsolidasi Indosat dan H3I merupakan langkah strategis dengan menyatukan bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi dan internet digital kelas dunia untuk Indonesia,” kata Chairman of the Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. TesarSandikapura, kepada Antara di Jakarta, Rabu.

Menurut Tesar, aksi korporasi yang dilakukan Indosat sangat bagus karena secara alamiah telah mengurangi jumlah operator seluler hanya menjadi empat perusahaan besar.

"Perkawinan” Indosat dan Tri yang memadukan berbagai keunggulan dan karakter yaitu Indosat sebagai operator jaringan telekomunikasi dengan Tri yang kuat pada basis aplikasi data, bisa membuka peluang bagi perusahaan itu menjadi operator terbesar di Indonesia.

Merger Indosat-Tri menjamin adanya manfaat strategis dengan skala yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien, spektrum frekuensi yang semakin besar, dan memiliki kapasitas, kecepatan dan layanan yang handal.

Efek pandemi telah mengakibatkan lebih 70 persen penduduk Indonesia melek internet meningkat tajam disebelum pandemi. Praktis semua aktivitas masyarakat dan dunia usaha termasuk pemerintahan terhubung dengan ranah digital yang sejalan dengan pengembangan program digitalisasi ekonomi nasional,

Keyakinan terhadap masa depan IOH juga terlihat dari masuknya Co-founder Northstar Group, Patrick Walujo di jajaran Dewan Komisaris IOH yang dinilai bisa mendukung pengembangan layanan digital IOH.

Patrick Walujo adalah sosok praktisi dan industri keuangan memiliki wawasan luas dan pengalaman menjadi investor pertama Gojek hingga menjadi unicorn, pemilik jaringan ritel terbesar di Indonesia Alfamart, bank digital Bank Jago, Bank BTPN.

“Ini (Patrick Walujo) bisa menjadi jaminan bahwa IOH akan lebih inovatif dan berkembang menjadi operator terbesar di Indonesia,” kata Tesar.

"Masuknya Patrick akan memberi warna baru bagi IOH dalam hal inovasi sesuai dengan pengalaman da? latar belakangnya sebagai pemilik NorthstarGrup perusahaan private equity dan venture capital terkemuka tidak hanya di Indonesia namun juga di kawasan Asia Tenggara,” katanya.

Director & Chief Strategy & Execution Officer Indosat Ooredoo Hutchison Armand Hermawan mengatakan, merger ini akan memberikan manfaat besar bagi seluruh pelanggan, pasalnya kekuatan finansial yang dimiliki kini membuat IOH mempunyai kapasitas untuk memberikan layanan yang lebih baik.

"Ada peningkatan efisiensi yang didapat karena perusahaan dapat mengalihkan investasi ke daerah-daerah lain, di luar daerah yang sudah padat dengan sinyal kami," kata Armand.

Dengan penggabungan ini, IOH pascamerger diperkirakan akan meraup pendapatan tahunan (revenue) hingga 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 42,7 triliun). EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi) gabungan diperkirakan mencapai sekitar 1,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 18,5 triliun).

Demikian juga dari sisi pelanggan, IOH pada kuartal III 2021 memiliki 104 juta pelanggan, dibandingkan jumlah pelanggan Telkomsel yang telah mencapai sekitar 173,5 juta, dan pelanggan XL Axiata yang mencapai 57,98 juta.

Halaman : 1