Mensos Risma Paparkan Inovasi Pemberdayaan di Kongres Kewirausahaan Global Arab Saudi

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Menteri Sosial Tri Rismaharini memaparkan inovasi pemberdayaan bagi kelompok rentan, saat menjadi pembicara kunci di Kongres Kewirausahaan Global (GEC) yang digelar di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, Mensos Risma menjelaskan Kementerian Sosial telah melakukan berbagai upaya mengembangkan program kewirausahaan untuk kelompok rentan terdampak pandemi.

Dia mengatakan saat pandemi COVID-19, kelompok miskin dan rentan menjadi pihak yang paling terdampak. Untuk mendukung kelompok rentan tersebut, Pemerintah Indonesia meluncurkan program kesejahteraan sosial secara intensif.

“Yaitu, berupa bantuan sosial tunai (Program Keluarga Harapan/PKH) untuk 10 juta penerima manfaat, bantuan sembako (Bantuan Pangan Non-Tunai/BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat tahun 2021 dengan nilai bantuan sekitar Rp105 triliun (atau 7,5 juta dolar AS),” kata Mensos Risma.

Pandemi juga membuat sebagian anak-anak kehilangan orang tuanya dan menjadi yatim piatu (YAPI) baru di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah meluncurkan program yang mendukung pendidikan dan kebutuhan sehari-hari mereka.

Bantuan tersebut termasuk untuk penyandang disabilitas dan lansia.

Mensos Risma mengatakan luasnya wilayah Tanah Air yang terdiri atas 16.772 pulau, menjadi tantangan pemerintah. Dengan kondisi demikian, penyaluran bantuan sosial (bansos) sangat mengandalkan keunggulan dalam pengelolaan data.

Dia mengaku pihaknya melakukan perubahan besar dalam manajemen data, dengan tujuan untuk memastikan penerima yang tepat dan waktu distribusi yang cepat.

Verifikasi dan validasi data penerima di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dilakukan pemadanan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan Data Kependudukan yang dikelola Kementerian Dalam Negeri.

Tantangan lainnya adalah respons terhadap korban bencana sejalan dengan berbagai bencana alam yang melanda mulai gempa bumi, badai, tanah longsor, banjir bandang, dan letusan gunung berapi.

Selain penanganan terhadap korban, Kemensos juga memodifikasi tenda untuk memastikan penanganan pengungsi menjaga kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

“Kemensos memberikan pelatihan kewirausahaan dan modal kerja agar pengungsi tidak jatuh miskin, dan lebih jauh agar mereka bisa menjadi wirausahawan,” katanya.

Halaman : 1