Mensos Tangani Remaja yang Alami Sakit Kulit

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Sudah 17 tahun Idral Harits Sabban (17) pasrah dengan kondisinya yang mengalami sakit kulit. Atas kepedulian Menteri Sosial Tri Rismaharini, pada minggu, 10 Maret 2024 lalu akhirnya Idral diboyong ke Jakarta untuk proses pengobatan. Informasi tentang remaja asal Desa Wahai Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah itu pertama kali dilaporkan oleh pendamping sosial ke Command Center 171 milik Kementerian Sosial dan kemudian ditindaklanjuti oleh Sentra Meohai di Kendari.

Idral didiagnosa mengidap penyakit Sups Harlequien atau Dermolisis Bulosa yaitu penyakit bawaan yang menyebabkan kelainan pada kulit. Sejak kecil, Idral hidup dengan kondisi 90% kulit tubuh melepuh. Penghasilan orang tuanya yang bekerja sebagai nelayan tentu tidak dapat menutupi biaya pengobatan Idral. Makanya, bantuan dari Kemensos sangat berarti bagi Idral dan keluarganya.

“Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Menteri Sosial yang telah membawa saya berobat ke Jakarta,” kata Idral.

Sementara itu, di usianya yang ke 17, tinggi badan Idral hanya 130 cm dan berat badannya 25 kg. Kondisi ini kerap membuatnya menjadi sasaran perundungan di sekolah. Namun, Idral tidak memedulikan sikap teman-temannya. Malah, ia jadikan sebagai motivasi untuk berprestasi. Idral berhasil mengelola kepercayaan dirinya dan selalu mendapat peringkat tiga besar di sekolahnya. 

Semangat Idral pada pendidikan menjadi perhatian serius Kemensos. Kepala Senta Meohai Fepi Rubianti mengatakan pihaknya akan memfasilitasi akses Pendidikan lanjutan bagi Idral. “Sekarang sudah kelas 12, sebentar lagi akan masuk kuliah. Akan kami fasilitasi untuk lanjut kuliah,” katanya saat dihubungi via whatsapp pada Senin (18/3). Selain rencana kuliah, Kemensos juga melunasi tunggakan biaya pendidikan yang mencakup biaya ujian dan komite.

17109046933493

Dikatakan Fepi, saat ini Kemensos fokus pada pengobatan. Sebelum dirujuk ke Poliklinik Dermatologi Pedriatik RSCM Jakarta, Kemensos merujuk Idral ke dua rumah sakit di Ambon. “Kemaren sempat dirawat karena HB-nya turun. Tapi sekarang sudah naik lagi,” ujar Fepi.

Saat ini, Idral sedang menjalani perawatan di RSCM. Kemensos melalui Sentra Mulya Jaya di Jakarta menanggung biaya akomodasi selama pengobatan. Tidak hanya Idral, ibu kandungnya pun dibawa untuk mendampingi. Sebelumnya, Kemensos telah memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa bantuan pemenuhan hidup layak dan perlengkapan perawatan luka pada kulit sesuai hasil asesmen dan arahan dokter. Rencananya, ibu kandung Idral akan diberikan bantuan kewirausahaan setelah perawatan selesai. 

Untuk bantuan sosial, Kemensos telah berkoordinasi dengan pihak terkait agar Idral dan keluarganya masuk dalam Data Terpadu Kesejahetraan Sosial (DTKS) dan bisa mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Selama ini, status DTKS keluarga Idral terganjal NIK yang tidak padan dengan data Dukcapil. dilansir kemensos.go.id