Menteri Luhut ingin Ada Event Olahraga Internasional Tematik di Kawasan Danau Toba

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG -  Agar bisa dikenal lagi sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan Indonesia perlu ada event olahraga internasional tematik di kawasan Danau Toba. 

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan yang dipantau di Jakarta, Kamis.

"Danau Toba yang memiliki potensi sebagai tempat penyelenggaraan event internasional tematik, saya kira ke depan bisa menyelenggarakan event olahraga berskala internasional seperti 'F1 H2O' dan 'Tour de Danau Toba'. Saya meminta izin kepada Presiden agar @kemenparekraf.ri menyelenggarakan satu major international event seperti yang sudah diselenggarakan dengan berhasil yaitu Moto GP di Mandalika,"tulis Luhut. 

Luhut sendiri tengah mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara.

Saat ini sudah ada sembilan fasilitas sarana dan prasarana pariwisata yang telah diselesaikan pembangunannya, yaitu Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Ambarita, Pelabuhan Tigaras, Pelabuhan Simanindo, Instalasi Pengelolaan Air dan Limbah Parapat, Pantai Bebas Parapat, Ruang Terbuka Atsari, Kampung Ulos Hutaraja, dan Huta Siallagan.

Dia pun menjelaskan bahwa pembangunan Danau Toba perlu diseimbangkan antara sisi barat-utara dengan timur-selatan agar konektivitas antarwilayah bisa terjalin.

"Saya katakan kepada Presiden bahwa pembangunan DPSP Danau Toba perlu melanjutkan keseimbangan pembangunan antara sisi barat-utara dengan timur-selatan kawasan Danau Toba sampai 2024, dengan begitu konektivitas antara wilayah bisa terjalin sehingga mampu mendatangkan manfaat juga bagi masyarakat di sekitar kawasan," katanya.

Sebagai putera suku Batak, Luhut mengaku bahagia dengan perubahan yang terjadi di tanah kelahirannya yang kini menjadi lebih indah dan maju sehingga menjadi salah satu DPSP.

Namun, ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk lebih memperhatikan aspek kelestarian dan kontribusi terhadap pengurangan dampak perubahan iklim. "Karenanya, saya berharap gotong royong yang menjadi falsafah hidup masyarakat Batak, dapat terwujud lewat kolaborasi nyata antara para pemangku kepentingan beserta masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan serta kekayaan alam kawasan Danau Toba sehingga berkat Tuhan YME juga bisa dipetik 'buah' nya oleh anak cucu kita di kemudian hari," tutupnya.Â