Minyak Turun Efek Permintaan Lemah

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Harga minyak melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan Brent yang menjadi patokan global jatuh di bawah 90 dolar AS dalam perdagangan yang bergejolak, menghentikan reli hampir dua minggu, di tengah berbagai sinyal peringatan melemahnya permintaan dalam beberapa bulan mendatang

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup 68 sen atau 0,8 persen lebih rendah menjadi 89,92 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah diperdagangkan antara 89,46 dolar AS dan 90,89 dolar AS per barel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober tergelincir 67 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap pada 86,67 dolar AS per barel, setelah diperdagangkan antara 86,39 dolar AS dan 87,74 dolar AS per barel.

Penurunan harga minyak pada Kamis (7/9/2023) terjadi setelah kenaikan WTI selama sembilan sesi berturut-turut dan kenaikan Brent selama tujuh sesi berturut-turut.

Harga minyak juga melonjak pada awal pekan ini setelah Arab Saudi dan Rusia, dua eksportir minyak terbesar dunia, memperpanjang pengurangan pasokan secara sukarela hingga akhir tahun. Pemotongan ini merupakan tambahan dari pemotongan produksi pada April yang disepakati oleh beberapa produsen OPEC+ yang berlaku hingga akhir tahun 2024.

“Minyak mentah berjangka merasakan tekanan korektif dari level tertinggi baru dalam indeks dolar AS serta melemahnya angka ekonomi dari zona euro, di mana aktivitas ekonomi tumbuh sebesar 0,1 persen terhadap perkiraan 0,3 persen,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial. dilansir antaranews.com