Muslim Dunia Berkomitmen Beri Bantuan Pada Muslim Korban Diskriminasi

SHARE

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi, Senin (23/12/2019). (Istimewa)


CARAPANDANG.COM - The Muslim World League (MWL), atau Rabithah Al Alam Al Islami, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia (MPR) menjanjikan komitmen bersama mereka untuk memberikan bantuan kepada Muslim yang terhuyung-huyung karena diskriminasi dan kekerasan.

Komitmen itu disuarakan ketika delegasi anggota MPR bertemu dengan Sekretaris Jenderal MWL Sheikh Dr Mohammad Alissa di Arab Saudi pada Senin (23 Desember), Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mencatat dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (24)12/2019).

Kedua pihak berjanji untuk meningkatkan komitmen mereka untuk menolak kekerasan dalam bentuk apa pun yang dilakukan atas dasar agama serta diskriminasi terhadap Muslim dan semua penganut agama lain, Fawaid menekankan.

Didirikan di Arab Saudi pada tahun 1962, MWL selalu memprioritaskan mempromosikan dan mengklarifikasi pesan Islam yang sebenarnya, memerangi persekongkolan yang dianggap bertentangan dengan Islam, dan membahas semua masalah yang relevan dengan Islam.

Seperti yang dipublikasikan di situs resminya, organisasi Islam non-pemerintah internasional ini prihatin atas perang melawan terorisme.

MWL memandang kematian pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebagai kemenangan dalam perang melawan terorisme dan akhir yang dibenarkan bagi seorang individu di balik kematian dan kehancuran yang tidak perlu.

Namun, MWL berpendapat bahwa kematiannya tidak akan dapat "menyelesaikan masalah terorisme dan ekstremisme".  Untuk tujuan ini, organisasi ini, yang berbasis di kota suci Mekah, "percaya pendekatan holistik untuk pemberantasan terorisme diperlukan".

Atas nama pemerintah Indonesia, Presiden Joko Widodo telah memperingatkan terorisme dan radikalisme yang masih menjadi tantangan besar bagi Kepolisian Nasional untuk mengamankan dan melestarikan Indonesia.

Indonesia telah menjadi sasaran serangan teroris sejak tahun 2000, dan negara terus terancam oleh penyebaran ekstremisme dan terorisme.

Pada 13 November 2019, seorang pembom bunuh diri meledakkan bom rakitan yang dia bawa ke halaman markas polisi kota Medan di Provinsi Sumatera Utara.

Pada Mei 2018, sebuah gereja di kota Surabaya Jawa Timur, Provinsi Jawa Timur, diserang.  Tiga tahun lalu, para pendukung ISIS di Indonesia telah meluncurkan serangan bom bunuh diri dan penembakan di Jakarta pada 14 Januari 2016, yang mengakibatkan kematian delapan orang, termasuk tiga warga sipil tak berdosa.

Insiden ini menambah daftar serangan mematikan yang dilakukan oleh sel-sel teroris di Indonesia.  Dari tahun 2000 hingga 2012, lebih dari selusin serangan telah terjadi di ibu kota, termasuk pemboman kedutaan Australia pada 9 September 2004, dan pemboman hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009.