Pahami Faktor Risiko Upaya Cegah Kanker Ovarium

SHARE

Tangkapan layar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid


CARAPANDANG.COM - Kanker ovarium tak memunculkan gejala pada stadium awal, sehingga salah satu upaya demi menemukan kanker ini sedini mungkin melalui pemahaman faktor risiko, ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid.

"Pada umumnya kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal sehingga setiap perempuan perlu mewaspadai kanker ovarium dengan kenali faktor risiko dan gejalanya," ujar dia dalam acara Konferensi Pers Kampanye 10 Jari bertema "Bersama, Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium” yang digelar secara virtual, Kamis (13/1/2022).

Terkait faktor risiko kanker ovarium, setidaknya ada enam hal yang bisa diidentifikasi yakni memiliki riwayat kista endometrium, ada riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan atau kanker payudara, mutasi genetik misalnya BRCA), paritas rendah, gaya hidup yang buruk dan pertambahan usia.

Lebih lanjut, walau tidak memunculkan gejala pada stadium awal, namun ada empat tanda yang bisa menjadi pertimbangan para wanita untu segera berkonsultasi ke dokter. Tanda ini antara lain perut kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut.

Edukasi mengenai faktor risiko dan gejala ini pada masyarakat menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kanker ovarium.

Bentuk edukasi yang dilakukan salah satunya melalui Kampanye 10 Jari yang diinisiasi AstraZeneca Indonesia bekerjasama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) sejak Mei 2021.

Halaman : 1