Pakar: Medan Pertempuran Saat Ini Ada Di Internet Dan Medsos

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Pakar psikologi politik Prof Dr Hamdi Muluk MSi mengharapkan seorang tokoh seharusnya bersikap seperti negarawan, yakni dengan memberikan conntoh-contoh yang bauk kepada masyarakat.  Bukan malah sebaliknya, melakukan provokasi terhadap massa dengan menyebar hoaks.

"Seorang tokoh harus mengutamakan kepantingan negara. Bukan menjadi tukang kompor. Ini akan repot, apalagi 'follower'-nya banyak, umatnya banyak,” katanya di Jakarta, Jumat (9/10).

Dia menjelaskan provokasi ini biasanya terkait dengan dua hal utama, yakni hoaks atau "fake news", kemudian dilanjutkan ke teori konspirasi. Menurutnya, hoaks  ini adalah yang paling sering, baru kemudian teori konspirasi, jika keduanya digabungkan untuk kemudian digiring ke arah provokasi.

Lebih lanjut dia mengatakan sudah saatnya masyarakat harus disadarkan dan berpikir cerdas agar tidak mudah percaya terhadap hoaks, tidak cepat percaya teori-teori konspirasi. Maka itu, dia mengajak kepada masyarakat untuk mengecek dulu kebenaran dari berita-berita yang ada, karena dengan teknologi sekarang hal tersebut bisa dimuat degan mudah.

"Bisa saja itu diedit sedikit-sedikit kemudian dimasukkan ke grup WA, ke sosmed. Covid sekarang juga gitu, anjuran pemerintah untuk pakai masker dan jaga jarak mereka malah bilang ’Covid itu tidak ada, konspirasi, akal-akalan China dan Yahudi biar kita wajib vaksin’, katanya. Kan seperti itu berita yang beredar," jelasnya. 

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI)  ini  menyarankan agar informasi yang ada itu diimbangi untuk menangkal-nya. Untuk itu, Koordinator Program Master dan Doktoral di Fakultas Psikologi UI ini menyarankan bahwa literasi digital penting untuk dilakukan dini, sejak dari TK.

Menurutnya  media sosial ini sangat susah sekali dikontrol dibandingkan dengan media-media yang lain. Karena sekarang medan pertempurannya adalah di internet, di media sosial. "Kominfo, Badan Siber, BNPT, Polisi dan badan-badan keamanan itu harus melakukan monitoring dan sebisa mungkin ditangkal meskipun memang sulit. karena memang ini tantangan-nya sekarang. Nah Kominfo dan Badan Siber perlu untuk memantau ini, mana yang perlu dimatikan dan seterusnya," demikian Hamdi.