Paus Fransiskus Kutuk Peristiwa Pembakaran Al Quran di Swedia

SHARE

Paus Fransiskus mengutuk peristiwa pembakaran Al Quran di Stockholm, ibu kota Swedia, dan mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah suatu bentuk kebebasan berekspresi.


CARAPANDANG - Paus Fransiskus mengutuk peristiwa pembakaran Al Quran di Stockholm, ibu kota Swedia, dan mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah suatu bentuk kebebasan berekspresi.

“Kitab apapun yang dianggap suci harus dihormati sebagai bentuk penghargaan terhadap orang-orang yang mempercayai isi kitab tersebut,” ia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Ittihad, koran harian milik Abu Dhabi Media, organisasi media pemerintah Uni Emirat Arab.

Dalam wawancara yang dirilis Senin tersebut, ia menyatakan bahwa aksi tersebut membuat dirinya marah.

“Kebebasan berbicara tidak sepatutnya digunakan untuk menghina pihak lain dan memperkenankan apa yang tidak pantas,” lanjut Paus.

Seorang pria migran asal Irak, Salwan Momika (37), merobek dan membakar sebuah Al Quran dengan tujuan untuk mengkritik Islam di depan sebuah masjid di Stockholm pada Rabu (28/6), bertepatan dengan perayaan Idul Adha.

Berbagai negara telah menyatakan bahwa mereka mengutuk keras aksi tersebut, termasuk Turki, yang masih menolak upaya Swedia untuk masuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Indonesia juga telah menyampaikan kecaman terhadap aksi tersebut, yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui akun Twitter resmi institusi tersebut.

Kepolisian Swedia sebenarnya telah menolak beberapa pengajuan izin terkait aksi demo anti-Al Quran akhir-akhir ini, tetapi pihak pengadilan membatalkan keputusan kepolisian tersebut.

Pengadilan menyatakan bahwa keputusan kepolisian tersebut melanggar kebebasan berbicara.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), organisasi antar pemerintah beranggotakan 57 negara yang bertujuan untuk menjaga kepentingan dan menyejahterakan umat Islam, mengadakan pertemuan luar biasa pada Minggu (2/7) di Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas insiden pembakaran Al Quran tersebut.