Pengamat: Literasi Asuransi Perlu Dilakukan Bersamaan dengan Pemasaran Produk

SHARE

Ilustrasi (Net)


CARAPANDANG - Pengamat asuransi, Tri Djoko Santoso mengatakan literasi keuangan terkait asuransi perlu dilakukan bersamaan dengan pemasaran produk asuransi, baik melalui agen asuransi, perbankan, dan platform digital yang telah memiliki pasar sendiri sehingga jangkauan literasinya lebih luas.

Tri yang juga Chairman Financial Planning Standards Boards Indonesia (FPSBI) ini mencontohkan, PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life yang akan memfokuskan pemasaran pada pasar captive mereka, yaitu BUMN, dapat sekaligus melakukan literasi asuransi untuk pasar itu.

“Ini cara paling masuk akal menggarap dulu pasar sesama BUMN sembari membangun citra terbaik agar di masa depan bisa bersaing di pasar bebas yang penuh kompetisi,” kata Tri Djoko dalam keterangan resmi, Selasa.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan potensi captive market IFG Life dari sinergi BUMN dan jaringan kementerian dan lembaga cukup besar.

Jika upaya menggarap pasar dengan melakukan sinergi antar-BUMN dan jaringan kementerian/lembaga tersebut berhasil, IFG Life dapat sekaligus melakukan literasi asuransi untuk masyarakat sehingga kepercayaan publik terhadap bisnis asuransi ke depan dapat meningkat.

Menurutnya, komitmen pemerintah dalam mendukung bisnis IFG Life juga sangat serius terlihat dari penyertaan modal negara (PMN) dan dukungan bank-bank pelat merah dalam permodalan perusahaan itu.

Dengan dukungan modal yang kuat terhadap IFG Life, kinerja perusahaan diharapkan makin baik sehingga dapat menggarap pasar-pasar baru yang lebih luas seperti di asuransi jiwa, kesehatan, dan pengelolaan dana pensiun sehingga IFG Life berpeluang tampil sebagai pemain utama di industri asuransi jiwa.

Di sisi lain, IFG Life dengan branding baru sebagai perusahaan asuransi jiwa yang mengedepankan aspek kehati-hatian, kata Toto, dapat mengambil inisiatif edukasi publik soal berasuransi.

“IFG Life bisa mengedepankan pengalaman yang sudah terjadi di Jiwasraya sebagai bahan edukasi supaya masyarakat lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan terkait pemilihan produk dan jenis asuransi jiwa,” katanya.

Sebelumnya, IFG Life mengklaim akan membawa sejumlah fondasi yang dapat membawa pembaharuan dalam tata kelola industri asuransi jiwa ke depan, dengan mengedepankan teknologi dan platform digital. Sebagai BUMN, IFG Life juga menggaungkan komitmennya untuk mengaplikasikan Good Corporate Governance (GCG). Di tengah perjuangan industri asuransi untuk bangkit, sepak terjang IFG Life sebagai pendatang baru patut untuk diperhatikan.