PMI DKI Sebut 1.000 Kantong Plasma Konvalesen Segera Kadaluwarsa

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Palang Merah Indonesia Provinsi DKI Jakarta menyebutkan masih terdapat 1.000 kantong stok plasma konvalesen yang segera kedaluwarsa atau habis jangka waktu penyimpanannya.

Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta Niken Ritchie mengatakan plasma konvalesen tersebut sebelumnya dibutuhkan untuk membantu kesembuhan dan menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 yang masuk dalam kategori gejala berat.

"Masa penyimpanannya satu tahun, ini sudah mau expired sekitar Juli-Agustus, karena waktu itu banyak pendonornya bulan Juli-Agustus," kata Niken saat ditemui di Kantor PMI DKI Jakarta, Kramat Raya, Kamis.

Niken menjelaskan setelah mencapai batas akhir penyimpanan, stok plasma konvalesen tersebut akan dimusnahkan karena kadar anti bodi dalam plasma juga akan menurun seiring masa penyimpanan, sehingga tidak lagi bermanfaat untuk penerima donor.

Banyaknya stok tersisa dari plasma konvalesen ini dikarenakan sudah tidak ada lagi permintaan dari rumah sakit.

"Memang sudah tidak ada permintaan yang luar biasa lagi, seperti pada saat varian Omicron hanya satu-dua permintaan saja, hanya beberapa dokter yang masih menggunakan plasma konvalesen," kata dia.

Sebelumnya, permintaan plasma konvalesen diakui cukup tinggi karena dinilai efektif dalam memberikan kesembuhan dan kesehatan terhadap pasien COVID-19.

Dalam perkembangannya pada akhir 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan surat edaran bahwa terapi plasma konvalesen tidak dianjurkan kepada penderita dengan gejala sedang hingga ringan karena tidak memberikan kesembuhan secara signifikan.

Dengan kondisi tubuh yang sehat dan sistem imun yang kuat didukung oleh vaksin COVID-19, plasma konvalesen tidak lagi dibutuhkan karena pasien akan sembuh dengan sendirinya.

"Memang secara penelitian (plasma konvalesen) bagus diberikan, namun dengan kondisi tubuh yang fit dan sistem imun yang bagus, tanpa diberikan plasma pasien sudah sembuh, sehingga sedikit sekali permintaan plasma konvalesen," kata Niken.Â