Presiden Mesir Serukan Solusi untuk Selesaikan Isu Palestina

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Minggu (4/2) menekankan pentingnya menghidupkan kembali solusi dua negara sebagai dasar penyelesaian komprehensif isu Palestina serta pemulihan keamanan dan stabilitas di Timur Tengah.

Sisi menyampaikan pernyataan itu dalam pertemuan dengan Menteri Urusan Eropa dan Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne di Kairo, kata Kantor Kepresidenan Mesir dalam pernyataannya.

Pertemuan tersebut berfokus pada upaya Mesir dengan berbagai pihak untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza dan memberikan akses ke bantuan kemanusiaan guna mengakhiri bencana kemanusiaan parah yang dialami masyarakat Gaza, menurut pernyataan itu.

Pertemuan itu juga menekankan perlunya masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab sehubungan dengan implementasi resolusi-resolusi internasional yang relevan.

Sementara itu, Sejourne menegaskan komitmen negaranya untuk berkoordinasi dengan Mesir guna mencapai gencatan senjata permanen dan pertukaran tahanan karena kedua negara meyakini hal tersebut penting untuk mencegah ekspansi konflik.

Kedua belah pihak menegaskan kembali penolakan tegas mereka terhadap segala tindakan atau kebijakan yang bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, menurut pernyataan itu.

Kedua belah pihak juga menggarisbawahi peran penting dan tak tergantikan dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat dalam memberikan bantuan kepada warga di Jalur Gaza.

Isu-isu politik lainnya, seperti situasi di Sudan, Libya, dan Laut Merah, juga dibahas dalam pertemuan itu.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan kampanye militer skala besar terhadap Hamas di Gaza untuk membalas serangan mendadak kelompok Palestina itu di Israel selatan, yang merenggut nyawa sekitar 1.200 warga Israel, menurut otoritas Israel.

Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza telah bertambah menjadi 27.365 orang, sedangkan 66.630 lainnya mengalami luka-luka, kata Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pada Minggu.